Kamis, 19 Februari 2015

KANDUNGAN KOTORAN TERNAK


Kotoran Sapi

Kotoran sapi ( Bahasa Jawa: Cletong ) merupakan pupuk kandang limbah dari peternakan sapi yang mempunyai kandungan serat tinggi , karena terdapat Serat atau selulosa dalam kadar tinggi pada kotoran ternak ini baik dalam bentuk padat dan air kencing sapi, ia merupakan senyawa rantai karbon yang  dapat mengalami proses pelapukan lebih kompleks. proses pelapukan secara alamiah oleh berbagai jenis mikroba tersebut membutuhkan unsur Nitogen (N) yang terkandung pada kotoran sapi tersebut dalam jumlah besar. Karena alasan ini pupuk kandang dalam kondisi segar atau masih baru tidak disarankan untuk memupuk tanaman apapun.

Karena menggunakan pupuk kandang dari teranak apa saja tanpa proses fermentasi terlebih dahulu , akan menimbulkan dampak buruk bagi tanaman. Aplikasi kotoran sapi yang paling baik dan rekomendasi adalah membutuhkan proses pengomposan atau fermentasi terlebih dahulu. Selain memiliki kadar serat tinggi , kotoran sapi juga mempunyai kadar air yang cukup tinggi. Karena tingginya kadar air itulah , rata-rata petani di Indonesia kadang menjuluki "CLETONG" dengan sebutan pupuk kandang dingin.

Kotoran Kambing

Kualitas bokashi dari kotoran sapi akan semakin bagus jika pencampuran kotoran kambing sebelum proses fermentasi di mulai. Peningkatan kandungan unsur hara baik makro atau mikro akan mengalami peningkatan dan lebih komplek berkat mancampur pupuk kandang dari sapi dan kotoran kambing.

Seperti tabel komposisi kandungan kimiawi makro & mikro antara kotoran hewan sapi dan kambing memiliki keunggulan pada unsur makro Nitrogen (N) , Kalium (K) serta kalsium (Ca). Namun semui itu tergantung juga, dari jenis tanaman apa yang akan di pupuk menggunakan bokashi yang terbuat dari campuran kotoran sapi dan kambing.

Selain kotoran Kambing padat , air kencing kambing juga sangat baik untuk dijadikan pupuk organik cair. Memang jumlah urine kambing tidaklah sebanyak air kencing sapi , namun kandungan berbagai jenis unsur hara makro dan mikro pada urin kambing lebih bagus.

Kotoran Domba

Berdasarkan hasil penelitian oleh Gatenby 1986  tentang kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat pada kotoran domba, ia berpendapat bahwa kotoran ternak domba diketahui mengandung hara makro N, P, K serta mineral-mineral esensial yang memegang peran penting untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Masih berdasarkan Gatenby 1986 , Kotoran domba juga kaya kandungan bahan organik yang disinyalir mampu memperbaiki sifat biologis,fisik dan kimia pada tanah pertanian secara alami, mengurangi erosi dan juga meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan atau menyimpan cadangan air.

Selain kotoran domba diketahui mengandung hara makro N, P, K serta berbagai mineral esensial , kotoran ternak ini mempunyai beragam juga jenis bakteri , baik itu bakteri yang menguntungkan juga bakteri yang merugikan. Nah , dengan mengetahui ragam bakteri pada kotoran domba , tentu belajar tentang fermentasi bokashi ( pupuk organik padat ) serta fermentasi pupuk organik cair (baca juga: http://www.organikilo.co/2014/11/cara-membuat-pupuk-organik-cair-mol-poc.html ) sangat penting untuk menghilangkan bakteri yang merugikan dan meningkatkan mikroba yang menguntungkan.

Adapun dari hasil berbagai riset tentang kotoran domba , telah di ketahui beberapa jenis bakteri yang menguntungkan antara lain :
Nitrosococcus sp, bakteri ini memiliki kemapuan mengubah amonia menjadi Nitogen (N)  yang dapat diserap oleh tanaman (NH4+ & NO3‾).
Pseudomonas striata, bakteri ahli pelarut phospat, dapat menghasilkan vitamin dan fitohormon zat pengatur tumbuh (ZPT) sangat dibutuhkan oleh semua tanaman.
Nitrosomonas sp, bakteri ini mempunyai kepakaran merubah dari amonia jadi Nitrogen (N)  yang dapat diserap oleh tanaman (NH4+ & NO3‾).
Mikoriza, bakteri sangat baik untuk pertumbuhan berbagai tanaman.
Pseudomonas fluorescens, bakteri jenis ini mempunyai kemampuan mencegah penyakit tumbuhan dalam tanah (Phytium sp).
Streptomyces sp, Bacillus mojavensis bakteri ini adalah mempunyai spesialisasi untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan berbagai macam unsur hara dan air.
Tricoderma sp, kemampuan bakteri jenis ini mencegah Fusarium sp yang menyebar pada sekitar tanaman juga menghambat fungi , patogen seperti Plasmodiophora brassicae.

Aplikasi kotoran domba yang telah dijadikan Bokashi sangat rekomendasi untuk menyuburkan berbagai jenis tanaman , seperti padi (baca juga: http://www.organikilo.co/2014/11/budidaya-beras-hitam-organik.html ) , palawija , ketela pohon , ubi kayu , sayur-sayuran , Cabai , Terong , Tomat dan tanaman budidaya yang lainnya. Kotoran Domba sangat cocok untuk di fermentasi sebagai makanan / pakan alternative untuk budidaya berbagai unggas  &  ikan seperti , Lele , Patin dll.



Kotoran (Tai) Ayam

Berdasarkan penelitian Widodo (2008:05) , pupuk kandang / kotoran ternak ayam adalah sangat kaya kandungan nitrogen organik untuk menyuburkan tanah, selain itu tahi ayam mempunyai peranan yang cukup penting untuk memperbaiki sifat biologis,fisik dan kimia pada tanah pertanian secara alami. Berkat kerja keras mikroba pengurai di dalam tanah, kotoran ayam yang telah di proses menjadi BOKASHI akan mengalami penguraian secara alamiah baik unsur hara Makro & Mikro oleh organisme menjadi bahan organik tanah - Sumber makanan tanaman untuk tumbuh kembang.

Menurut berbagai hasil penelitian tentang  kandungan unsur hara pada kotoran ayam , telah diketahui bahwa pupuk kandang / Organik jenis ini tergolong rendah, namun tai ayam memiliki peran penting juga. Adapun manfaat yang diperoleh dari penggunaan kotoran ayam sebagai pupuk , ia dapat menyediakan beberapa unsur hara makro serta mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg, dan Si.

Selain mensupplai berbagai unsur hara makro & mikro seperti di atas kotoran ayam memiliki kemampuan untuk meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Dan kelebihan lain dari menggunakan pupuk bokashi yang terbuat dari tahi ayam dapat membentuk senyawa kompleks yang bereaksi dengan ion logam. Karena kemampuan membentuk senyawa kompleks bokashi kotoran ternak ayam , ia mampu menyingkirkan dan mengurangi ion-ion logam yang berpotensi menghambat penyediaan unsur hara seperti Al, Fe dan Mn atau ion logam yang meracuni tanaman.

Aplikasi pupuk kandang kotoran ayam sangat rekomendasi untuk menyuburkan tanaman yang berdaun lemah , seperti sayur-sayuran , Cabai , Terong , Tomat dan tanaman budidaya yang berdaun lemah lainnya. Tai ayam juga sangat cocok untuk diolah atau di fermentasi sebagai pakan alternative untuk budidaya ikan seperti , Lele , Patin dll.

PUPUK ORGANIK NATURAL NUSANTARA

PENGENALAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA

Tujuan pengenalan Pupuk Organik Cair NASA adalah mengajak masyarakat petani menuju suatu pertanian yang ekonomis, praktis dan ramah lingkungan.

1. EKONOMIS
Artinya petani sangat diuntungkan secara ekonomi. Dari segi budidaya dapat
dihemat, hasil panen ditingkatkan dan kualitas panen ditingkatkan, sehingga
harga panen lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berguna kalau dikonsumsi
oleh orang yang mengkonsumsi hasil pertanian. Ini maksudnya ekonomis. Jadi
kalau dianalisa, yang jelas petani lebih diuntungkan daripada tidak menggunakan teknologi NASA.

2. PRAKTIS
Artinya teknologi yang disampaikan sangat praktis dan mudah, yaitu hanya
semprot dan siram. Itu teknologi yang sangat sederhana dan mudah dilakukan.
Petani yang sederhana sekalipun mampu melakukan, apalagi petani yang luar biasa
pintar (mungkin terdidik dari segi pertanian).

3. RAMAH LINGKUNGAN
Artinya teknologi yang dipakai NASA ini betul-betul organik dan tidak memberi
efek samping negatif, dari mulai lahan yang ditanami, tanaman yang ditanam,
petani yang menanam, sampai pada orang yang mengkonsumsi hasil pertanian
tersebut. Karena 100 % organik .
KENAPA HAL INI PERLU DISAMPAIKAN ?

Selama ini petani kondisinya sudah sangat terpuruk. Hasil panennya menurun,
harganya hancur, harga pupuk meningkat, dan akhirnya petani menderita. Dan
jeritan petani ini siapa yang peduli ?
Dan PT. NASA (meskipun masih kecil) mempunyai idealisme, visi dan misi untuk membantu petani.

PETANI DIAJAK BERPIKIR SECARA SEDERHANA
Misalnya: ada sebuah tanaman, untuk tumbuh membutuhkan makan seperti halnya manusia tumbuh membutuhkan makanan. Kalau manusia makan tentu ada nasi, sayuran dan sebagainya. Ahli gizi menyatakan 4 sehat 5 sempurna, yaitu terdiri dari nasi dalam jumlah banyak, sayur-mayur, lauk pauk, buah-buahan dan susu. Jika unsur tersebut dikonsumsi, maka manusia akan sehat dan tumbuh dengan optimal.
Begitu juga dengan tanaman membutuhkan makanan. Sampai detik ini jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman ada 90 unsur (didunia pertanian namanya UNSUR HARA) yang diambil dari tanah. Dari 90 unsur hara tersebut, 13 unsur hara wajib ada.
Kalau tidak ada satu saja, maka tanaman ini akan menghadapi masalah. Tanaman akan protes.
Protesnya tanaman yaitu:
  1.Daunnya menguning
  2.Mudah terserang penyakit
  3.Hasilnya menurun (tidak produktif)
  4.Tumbuh kerdil
  5.Mati
Hal ini disebabkan kekuarangan unsur hara. Ke 13 unsur hara ini di dunia pertanian namanya 13 UNSUR HARA ESENSIAL yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
Kelompok Unsur Hara Makro atau dinamakan sebagai nasinya tanaman (ada 6 unsur).
.Kelompok Unsur Hara Mikro atau dinamakan lauk pauknya tanaman (ada 7unsur).
Makro artinya besar (dibutuhan dalam jumlah yang banyak).
Mikro artinya kecil(dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tetapi wajib ada). Ibarat sebuah mobil
yang bannya banyak adalah unsur hara makro (atau nasinya tanaman), sedangkan setir yang jumlahnya hanya satu (sedikit) adalah unsur hara mikro (atau lauk
pauknya tanaman).
Nasinya tanaman ada 6 unsur :
Urea (N) kandungan Nitrogennya tinggi ¡¾ 46 %
Pospat (P) = TSP dari batuan pospat C2o5. Kandungan pospatnya ¡¾ 36 %,maka disebut SP36
Kalium (KCL)
Kalsium (dijumpai pada kapur pertanian/dolomit)
Sulfur (belerang)
Magnesium
Keenam unsur ini adalah nasinya tanaman yang dibutuhkan tanaman (dalam jumlah banyak), maka disebut unsur hara makro. Sedangkan lauk pauknya itu ada 7 unsur antara lain Fe, Na, Br, Mg, Zn disebut unsur hara mikro.
Unsur hara mikro ini terdapat pada pupuk organik. Pupuk organik yang selama inidikenal petani adalah pupuk kandang dan pupuk kompos. Ini adalah fakta, bahwa tanaman membutuhkan lauk pauk dan nasi, dimana kalau kita menginginkan hasil panen yang luar biasa maka kedua unsur tersebut harus cukup.

SEJARAH
Sebelum tahun 1969 petani belum mengenal adanya pupuk Urea, Tsp, Kcl. Petani hanya mengenal pupuk kandang dan kompos (yang notabene kaya akan lauk pauk tetapi sedikit nasi ). Sehingga lahan pertanian di Indonesia sebelum tahun 1969 kaya raya lauk pauk tetapi miskin nasi. Sehingga produksi rata-rata ¡¾ 5 ton perhektar padi.
Pada tahun 1969 petani mulai dikenalkan Program Inmas dan Bimas dengan Panca Usaha Tani, ada pestisida, pupuk, benih dan seterusnya. Pad waktu dikenalkan dengan yang namanya urea, Tsp, Kcl (yang notabene adalah nasinya tanaman) sangat susah bagi petani untuk percaya, karena telah terbiasa menggunakan pupuk kandang dan kompos. Di samping itu belum ada yang mencoba dan membuktikan.
Tetapi begitu ada 1 - 2 orang yang mencoba dan hasilnya luar biasa (misalnya dari 5 ton perhektar menjadi 9 ton perhektar), petani akhirnya mulai beramai-ramai memakai pupuk tersebut.

PERUBAHAN BUDAYA PEMUPUKAN
Ketika hasil panen meningkat dari 5 ton menjadi 9 ton, petani tidak menyadari telah terjadi perubahan budaya pemupukan. Petani menganggap pupuk kandang dan pupuk kompos ternyata kalah bagus dengan pupuk pabrik (urea, tsp, kcl).
Besoknya setelah panen, petani menanam lagi, hasilnya 8 - 8,5 ton perhektar, itupun dikatakan bagus (meskipun terjadi penurunan "X" kwintal). Terjadi penurunan "X" kwintal tidak kelihatan. Petani tidak sadar kalau terjadi penurunan ¨X" kwintal.
Kalau sejak tahun 1969-2003 sudah berapa lama ? 35 tahun!. Kalau 1 tahun petani tanam 3 kali, berarti sudah 105 x tanam. Kalau dikalikan penurunan "X" kwintal, terjadi penurunan 5,1 ton. Kalau yang tadinya 9 ton perhektar turun menjadi 4 ton perhektar, bahkan di bawah garis produksi pada tahun 1969.
Celakanya lagi penggunaan pupuk pabrik tidak diimbangi dengan pupuk organik, berarti tanah susah terurai akhirnya tertingal di lahan. Residu-residu pupuk pabrik ini akan membuat tanah menjadi keras dan bantat. Kalau dulu tahun 1969, kita masuk ke sawah mungkin selutut dalamnya. Tetapi sekarang barangkali hanya setinggi mata kakai. Tanah keras ini susah ditembus oleh akar. Perkembangan akar (airasi=pernapasan) bisa terganggu, karena akar susah berkembang akibat tanah keras. Padahal akar itu ibaratnya mulutnya tanaman. Mulut itu dibumpet, lubang tempat masuknya makanan Cuma sedikit. Kira-kira bisa produktif apa tidak?
Tentu kurang produksinya.Kemudian karena sifatnya yang kurang organik atau tidak organik, terkadang membuat mikro organisme yang menguntungkan menjadi susah berkembang. Di lahan sawah sekarang jarang ditemukan cacing.

KONDISI TANAH TERBALIK
Kalau dulu sebelum tahun 1999 itu hanya lauk pauk tetapi miskin nasi, sekarang terbalik, hanya kaya nasi tetapi miskin lauk pauk. Itu yang terjadi. Bahkan di harian Kompas edisi September tahun 2000 mengatakan 8 % lahan pertanian Indonesia mengalami pemiskinan unsur hara mikro atau pemiskinan lauk pauk.
Petani kalau menanam pupuknya apa ?
Tentunya Urea Tsp, Kcl (berarti petani hanya memberi nasi). Nasi saja tidak komplit. Seharusnya nasinya ada 6 unsur, yaitu Urea, Tsp, Kcl, Za (diambil sulfurnya), Kapur (diambil kalsiumnya), pupuk grenbat (diambil Magnesiumnya).
Kalau anak kecil lahir hanya diberi nasi saja, kira-kira bisa sehat apa tidak ?
Tentunya tidak sehat. Itu hanya karbohidrat untuk tenaga, tetapi zat pembangunnya tidak ada. Proteinnya hamper tidak ada. Vitamin sebagai katalisator tubuh juga tidak ada. Mineral dan sebagainya sedikit sekali. Ibarat seperti itu sama dengan tanaman. Pemakaian pupuk pabrik saja tanpa diimbangi pupuk organic tidak akan pernah mencapai 10 ton perhektar padi, bahkan akan terus menurun. Percayalah !! Kami tidak jual POC NASA pertama-tama, tetapi mengajak petani kembali ke ramah lingkungan (jangan hanya menggunakan pupuk pabrik saja). Pupuk pabrik penting, Cuma harus dimbangi dengan pemakaian pupuk organik.

ANJURAN PEMERINTAH
Pemerintah melalui dinas pertanian ingin menyarankan kepada petani supaya
mengembalikan kesuburan tanah seperti tahun 1969. Caranya adalah petani harus memupuk lahannya 20-40 ton perhektar setiap masa tanam. Kira-kira sanggupkah petani ?
Kami sepakat sekali anjuranya luar biasa bagus, tetapi susah dilaksanakan oleh petani. Jangankan 20-40 ton perhektar, barangkali 5 ton saja sudah susah
mendpatkan pupuk kandangnya. Kotoran sapinya mau cari dimana ? Kotoran
kambingnya mau cari dimana ? Kotoran ayamnya mau cari dimana ? Anjuran
pemerintah bagus tetapi tanpa adanya solusi.

KUALITAS PUPUK KANDANG DAN KELEMAHANNYA
Tidak ada yang mampu mengalahkan kualitas pupuk kandang karena buatan Tuhan.
Tetapi bukan berarti pupuk kandang tidak punya kelemahan. Banyak kelemahannya,,secara kualitas sebagai pupuk yang terbaik, tetapi secara teknis kadangkala banyak kelemahannya.
Coba dibayangkan pupuk kandang dari kandang ternak mungkin harganya Rp.
100.000,- per truk, tetapi tidak mungkin kotoran (pupuk kandang) itu naik
sendiri ke truk. Ini harus memakai tenaga orang yang mengangkut (memanggul) ke truk. Ini perlu ongkos. Dari kandang sampai ke lahan misalnya jaraknya 20-30 km perlu transport. Ini juga perlu ongkos. Dan tidak mungkin alat transport langsung terjun ke lahan. Ternyata harus butuh orang yang mengangkat lagi. Ini juga perlu ongkos lagi. Sehingga secara ekonomi hal ini kurang menguntungkan.
Terlalu tinggi ongkosnya buat petani.
Di samping itu keseragaman bongkahan pupuk kandang unsur haranya tidak sama, juga makanan yang di konsumsi oleh ternak itu juga tidak sama. Kalau ternak itu memakan makanan yang bergizi, kotoran yang dihasilkan itu juga luar biasa bagus.
Nah kalau misalnya ternak Cuma diberi bongkahan ketela saja, tentunya
ternak akan kurus, sehingga kotoran yang keluar juga tidak bagus.
Pupuk kandang juga juga membawa bibit penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditularkan dari sapi yang dilepas. Sapi itu mengkonsumsi rumput liar
(biji-bijian bakal tumbuhnya rumput). Ini tidak tercerna oleh usus, akhirnya
keluar lagi dan ketika digunakan sebagai pupuk akhirnya tumbuh gulma dan padi secara bersamaan. Tetapi secara kualitas apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, pupuk kandang adalah pupuk yang terbaik, terlepas dari segala
kelemahannya.

ILMUWAN PT. NASA
Keprihatinan ini mengelitik hati ilmuwan NASA Ir. Sumarno. Keprihatinan
kekurangan unsur hara mikro jelas butuh disuplai pupuk kandang dalam jumlah
yang banyak, tetapi tidak mungkin. Akhirnya Ir. Sumarno (dalam penelitian
selama 15 tahun) menemukan formula pupuk organik cair multiguna NASA. Kandungan 1 botol (0,5 liter) POC NASA setara dengan 0,5 ton pupuk kandang mikro (dalam hal lauk pauk) bagi tanaman.
Nasinya bagaimana ? Nasinya tetap ada, tetapi tidak banyak. Sehingga POC NASA ini tetap memerlukan pupuk pabrik (Urea, Tsp, Kcl) tetapi dosisnya boleh
dikurangi sampai 25 -50 % sesuai anjuran pabrik (bukan sesuai kebiasaaan
petani). Kalau pakai standar kebiasaan petani bisa repot. Kalau petani yang
ekonominya agak bawah dosisnya sedikit masih dikurangi lagi. Misal anjuran
pabrik 100 kg, maka petani boleh memakai 75 kg. Jadi POC NASA tetap memerlukan kerjasama dengan pupuk pabrik, sehingga tanaman disuplai nasinya dari pupuk pabrik sedangkan lauknya dari POC NASA.

ASAM HUMAT FULFAT
POC NASA dilengkapi dengan yang namanya Asam Organik Humat Fulfat yang
berfungsi menguraikan sisa-sisa pupuk kimia di lahan yang menyebabkan tanah menjadi keras (bantat) terutama Tsp (F2o5), sehingga bisa terurai. Lahan semakin lama makin gembur dan ini bisa dikonsmsi oleh tanaman lagi. Mungkin saat ini petani memupuk dengan Tsp belum berfungsi (sedikit dicerna oleh tanaman) tetapi setelah diberi POC NASA diam-diam petani mempunyai tabungan di lahan yaitu berupa Tsp yang bisa terserap lagi oleh tanaman. Ini juga meningkatkan senyawa POLIFENOL di dalam tumbuhan. Kalau pada manusia adalah sel darah putih. Jadi misalnya manusia terserang penyakit (misal influaensa) tubuh ini sudah punya pertahanan (tentara yang melawan penyakit) namanya sel darah putih. Tanaman ini juga punya sel darah putih, namanya senyawa Polifenol.
Dengan diberi POC NASA maka senyawa polifenol ditingkatkan, artinya daya tahan tubuh tanaman terhadap penyakit menjadi meningkat.. Kemudian pupuk ini juga dilengkapi dengan Asam amino, protein, mineral, multi vitamin dan sebagainya sehingga bersifat multiguna. Selain untuk tanaman ini juga berfungsi untuk ternak (sapi, kambing, unggas, ikan).

BUKTI PEMAKAIAN POC NASA
Petani yang pernah mencoba POC NASA diberbagai daerah di Indonesia hasil
panennya meningkat (karena fungsinya ditambah), tidak mudah terserang penyakit (karena daya tahan tubuh tanaman ditingkatkan) dan itu sudah banyak bukti (bisa lihat di CD Pertanian)
Bahkan di daerah tertantu sudah banyak yang mem-buktikan menanam pada lahan yang sulit air. Air pada musim kemarau sulit diperoleh, tetapi ada petani yang memakai POC NASA dan Hormonik disemprotkan ke padi, ternyata mampu bertahan hidup bahkan sampai berbuah (meskipun tidak maksimal). Ini menunjukkan kehebatan dari POC NASA dan Hormonik. Masih banyak bukti lainnya, misalnya jagung, semangka, melon tembakau, bawang merah, dan sebagainya. Bahkan POC NASA bisa digunakan pada tanaman di lahan pasir (hasil riset di Pandan Simo). Kita dokumentasikan di CD sebetunya dari orang-orang yang sudah membuktikan kehebatan produk NASA (jadi bukan sebuah rekayasa).
Dan POC NASA sebetulnya sudah dilengkapi dengan zat perangsang tumbuh. Ada sitokinin, auksin, dan giberelin. Tanaman itu selain butuh air nutrisi, unsur
hara, oksigen, matahari juga memerlukan zat perangsang tumbuh. Tetapi jika
petani ingin memaksimalkan, POC NASA mempunyai hormon 100 % organik. Murni Organik. Kalau petani mencari hormon  murni yang organik, harganya tentu mahal.
Tetapi POC NASA ini bukan sintetis, melainkan betul-betul organik.

APLIKASI POC NASA
Aplikasinya atau pemakaiannya mulai disiram pada tanaman, disemprot, bahkan bisa untuk perendam benih padi. Padi yang mau kita tanam bakal buah kita rendam dulu. Itu kalau manusia ibarat embrio (janin bayi yang ada diperut ibu). Janin itu membutuhkan gizi waktu di perut. Benih padi yang mau ditanam direndam dengan air POC NASA. Artinya embrio sudah diberi gizi. Insya Allah nanti waktu dikecambahkan (ditebar) pertumbuhannya bisa seragam dan lebih cepat pertumbuhannya.
Silakan buktikan !!
Jadi sejak dini sudah mulai diterapkan, sejak lahan uritan, disemprotkan ke
benih sampai pengolahan lahan yang mau ditanam. Kemudian disemprot 3 kali pada umur 15, 25, 40 hari. Itu saja caranya. Hasilnya akan berbeda.

APLIKASI HORMONIK
Kalau hormonik lebih tepat disemprotkan. Satu tangki dosisnya rata rata 4 tutup botol POC NASA + 1 tutup botol hormonik.Khusus yang ditambah hormonik bisa disemprotkan.

APLIKASI SUPERNASA
Kemudian kita juga punya SUPERNASA. Ini khusus untuk pengolahan lahan, ini juga setara dengan 1 ton pupuk kandang /kg, hanya kandungan makronya (nasinya) lebih tinggi. Sehingga kalau pengolahan lahan memakai SUPER NASA, pupuk pabriknya boleh dikurangi sampai 50 %. Nasinya lebih tinggi jika dibandingkan POC NASA, lauk pauknya setara dengan 1 ton pupuk kandang.

Kita juga punya Tambak Organik Nusantara. Ini khusus untuk tambak (ikan) yang fugsinya:
Menciptakan pakan alami (plankton, zooplankton, phytoplankton) dari ikan dan udang. Ini bisa ditumbuhkan secara alami dengan baik dengan menggunakan TON.
Menyembuhkan lahan yang sudah kolusif oleh limbah terutama daerah pantai (tambak) yang aliran airnya dari sungai. Sungai sekarang ini banyak dialiri banyak limbah idustri, pestisida, dan sebagainya yang akhirnya bermuara  sampai pantai dan airnya disedot untuk tambak sehingga ikan dan udang banyak yang mati. Contoh di daerah pekalongan. Disana banyak sekali pabrik batik yang kebanyakan limbahnya dibuang kesungai. Akhirnya mengalir ke pantai dan air lautnya dipakai ke tambak. Tambak disana rusak total. Kalau tebar bandeng 2 hari saja banyak yang mati, apalagi udang yang lebih mudah sakit dibandingkan bandeng. Tetapi setelah kita coba dengan menggunakan TON, ternyata udang yang ditebar mampu bertahan sampai 50 % di lahan yang sangat kolusif. Ini membuktikan kerja dari TON. Dan ini sudah banyak bukti petambak yang  menggunakan TON terutama daerah Sulawesi dan Gresik.
Kemudian kita punya produk namanya Viterna (Vitamin untuk Ternak). Ini sudah banyak bukti terutama sapi dan ayam potong. Jadi kalau biasanya 40 hari panen dengan mengunakan Viterna ternyata cukup 35 -37 hari.
         Sisa waktunya berapa kwintal dan berapa ton pakan yang dihemat. Bobot ayam lebih berat. Kualitas ayam potong yang memakai NASA ternyata mendekati ayam  kampung. Pernah dicoba dibawa ke laboratorium UGM ternyata kandungan kolesterolnya turun gajihnya turun tetapi proteinnya naik sampai 2 %. Sudah pernah dibuktikan dengan cara memotong ayam potong yang menggunakan Viterna dan ayam potong yang tidak menggunakan Viterna. Ternyata ayam potong yang menggunakan Viterna mendekati ayam kampung. Selain itu kita mempunyai yang namanya perekat Aero 810. Fungsinya supaya penggunaan sewaktu menyemprot pupuk lebih efektif karena bisa merekat, menempel merata di daun terutama di musim hujan. Kalau mau mencoba anda cari 2 gelas air dan cari daun yang tidak mudah basah. contohnya daun papaya atau daunt alas. Kemudian masukkan jari anda di Aero 810 kemudian dikucek di gelas yang isi air. kemudian ambil daun yang tidak mudah basah. Masukkan ke gelas yang tanpa Aero. Ketika diangkat tetap kering.
         Tapi begitu anda masukkan ke dalam gelas yang berisi Aero akan basah kuyub.
         Kita juga mempunyai pestisida yang bersifat organik. contoh vitura dan virexi adalah spesialis untuk ulat grayak. Ini adalah penyakit yang diberikan ke ulat.
         Sebetulnya dulu di alam sudah ada tetapi karena disemprot pakai pestisida beracun ikut mati. Ilmuwan NASA membudidayakan ini dan ketika disemprotkan maka ulat itu akan terjangkiti penyakit yang susah disembuhkan. Ibarat manusia terkena aids. Terutama virexi untuk petani bawang merah yang paling banyak membutuhkan. Kemudian kita punya Gliocadium. Bagi petani bawang merah, petani cabai, petani tomat yang paling ditakuti adalah penyakit layu. Penyebab layu ini adalah jamur fusarium SP atau jamur psidomunas SP. Sebenarnya secara alami sudah punya musuh namanya gliocadium. Ini juga jamur, tetapi karena petani menggunakan pestisida kimia beracun, jamur ini mati. Yang tumbuh justru jamur yang merugikan. Maka kalau petani menanam bawang merah, cabai maupun tomat, saat pengolahan lahan sebelum tanam gliocadium wajib dipakai. Kalau petani pakai gliocadium minimal tanaman petani bebas dari penyakit layu. Kenapa saat pengolahan lahan, karena saat pengolahan lahan jamur ini akan tumbuh dan akan mengeluarkan gliofirin. Gliofirin ini yang akan membasmi jamur fusarium atau jamur psidomonas. Dia juga mengeluarkan yang namanya feridin. Feridin ini yang akan membunuh bakteri yang tidak menguntungkan. Jadi ada anti biotiknya.
         Sepertinya sudah hokum alam justru makhluk hidup yang merugikan yang tahan terhadap pestisida beracun. Yang menguntungkan justru tidak tahan bahkan mati duluan. Jangan dikira kalau ada cabai layu kemudian disemprot bukannya makin sembuh, makin membudayakan layu lagi. Karena musuh alaminya mati disemprot.
         Kemudian kita punya yang namanya Beuveria Basiana. ini spesialis untuk wereng.
         Ini juga jamur. Disemprotkan disore hari. Ketika werwng itu hinggap atau makan daun padi terkontaminasi dengan Beuveria Basiana hama itu akan diam tidak beraktifitas, tidak mau makan 3 hari mati dan matinya kering karena diserap cairannya oleh jamur ini. Dan ini tidak berbahaya bagi manusia. Kita juga mempunyai yang namanya Pestona. Ini lebih bersifat sebagai pengendali hama.
         Disini sudah terbukti di tanaman tembakau. Ini semua organik sehingga tidak merusak lingkungan, tidak merusak petani, tidak merusak yang mengkonsumsi hasil pertanian. Kalau memakai pestisida organik semua aman. Ada vcd yang kebetulan membuat orang Yogya dpat penghargaan dari FaO (badan Pangan Dunia) judulnya bayang-bayang racun dan daerah yang diambil di Brebes. karena Brebes betul-betul sarat dengan pestisida kimia beracun. Kita di bidang pertanian juga menyediakan benih. Ada benih semangka non biji dan semangka biji, cabai (setara lado), cabai keriting ck 10 (pakai mulsa), ck 11 (pakai mulsa), cabe besar (daerah dingin), cabai sedang, kobis

BUDIDAYA JAHE DENGAN


Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia Pasifik,tanaman jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan sefamili dengan tanaman kunyit, kencur, temu lawak, dan lengkuas. Apalagi dengan penggunaan Pupuk Organik Nasa dari awal olah tanah sampai panen jahe. Pupuk Organik Nasa juga telah terbukti sama petani jahe bahwa mampu membantu dalam penggemburan tanah. Saat ini jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor dengan harga dan permintaan yang cukup tinggi.

Jenis-jenis Tanaman Jahe
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi menjadi 3 varietas, yaitu:

1.Jahe merah
(Zingiber officinale var. rubrum).
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, dengan diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123 s/d 126 mm.
Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

2.Jahe putih/kuning besar
(Zingiber officinale var. officinarum) atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm.
Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.
Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak astiri di dalam rimpang 0,82 – 2,8%.

3.Jahe putih/kuning kecil
(Zingiber officinale var. amarum) atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
Ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61 s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung.
Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah (1,50 s/d 3,5 %), sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi.
Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

Syarat Tumbuh Tanaman Jahe

Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari dengan intensitas cahaya matahari 70 – 100% atau agak ternaungi sampai terbuka.
Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.

Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl.
Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 – 900 m dpl.

Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.
Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.

Budidaya Tanaman Jahe

A. Pembibitan
Persyaratan Bibit Jahe
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.
Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Teknik Penyemaian Bibit Jahe
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam.
Bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan bedengan atau dengan.
Adapun teknik penyemaian sbb :

1.Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan.
Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu.
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut : pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.

2.Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha).
Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.
Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.
Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas.
Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.

B. Pengolahan Tanah
Pembukaan Lahan
Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk.
Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.

Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap.
Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha.

C. Penanaman Jahe
Pada bedengan dibuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 – 7 cm. Bibit jahe ditanam pada lubang-lubang tersebut dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.

D. Pemeliharaan Tanaman
1.Penyiangan gulma
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
2.Penyulaman
Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.
3. Pembumbunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.
Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.

4.Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan.
Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum).
Penggunaan Produk Nasa yang berupa Natural Glio + pupuk kandang yang mana telah terbukti mampu mengurahi serangan hama layu pada tanaman jahe.
Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkanoleh cendawan (Phyllosticta sp.).
Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.
Serangan hama dapat di tekan dengan olah tanah yang baik yaitu dengan penggunaan pupuk makro + mikro yang berimbang. Dengan pemakaian pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
Serta Penggunaan pestisida organik nasa yang berupa pestona, Natural Glio,BVR dll,yang telah terbukti bagi npara petani jahe mampu menekan angka serangan hama pada tanaman jahe mereka.
5.Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan).
Pupuk  yang digunakan adalah pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.

E. Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Pemanenan jahe dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.

MENANAM CABAI DALAM POT/POLYBAG




Cabai rawit atau cabai kathur adalah anggota buah genus Capsicum. Selain di Indonesia, cabe rawit juga tumbuh sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Cabai dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi, maupun di dataran rendah.  Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering dan di temukan pada daerah ketinggian 0,5 – 1. 250 m dpl.

Tanaman cabai rawit mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga banyak petani mengembangkan budidaya cabai rawit. Tidak hanya petani saja yang bisa mengembangkan budidaya cabai karena tanaman cabai dapat ditanam di halaman rumah dengan pot/polybag. Cara menanam cabe rawit di polybag cukup mudah dilakukan. Pada umumnya menanam cabai bisa dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut.

Berikut beberapa langkah cara menanam cabai rawit dalam polybag:

Pemilihan benih.
Dalam memilih benih pastikan benih memiliki kualitas yang bagus.
Penyemaian benih. Sebelum ditanam dalam polybag, cabai sebaiknya disemaikan terlebih dahulu. Tempat persemaian cabai rawit bisa berupa polybag ukuran kecil (8×9 cm), daun pisang, baki (tray) persemaian, atau petakan tanah.

Menyiapkan lokasi penanaman.
Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam, terdiri dari tanah gembur atau top soil, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan volume sama banyak yang diaduk sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot/polybag yang memiliki diameter minimal 30 cm.

Penanaman benih cabai.
Buat lubang di tengah media, kira-kira lebih besar sedikit dari ukuran media bibit.
Buka plastik bibit dengan cara dorong dari bawah dan jari menggenggam bagian atas. hati-hati jangan sampai
Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat.
Tutup media bibit dengan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan.
Siram media tanam dengan air biasa secara merata.

Merawat
Pemupukan, semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan pertumbuhan buah.
Penyiraman, tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.
Hama dan penyakit tanaman cabai rawit, penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan apabila tanaman cabai terlihat terserang hama atau sakit.
Memanen setelah 2 bulan ditanam. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih ada garis hijaunya.
Untuk menunjang budidaya cabe rawit dalam polybag, Anda bisa menggunakan produk pupuk organik NASA dari PT. Natural Nusantara, seperti POC Nasa, Hormonik, Supernasa dan Power Nutrition. Untuk pengendali hama tanaman cabai rawit, NASA juga menyediakan beberapa jenis produk pestisida alami. Untuk pengendalian hama jamur fusarium penyebab layu, Anda bisa gunakan GLIO. Untuk pengendalian hama kutu-kutuan, Anda juga bisa menggunakan Pestona, BVR atau Pentana.

Penggunakan produk NASA terbukti efektif membantu meningkatkan produktivitas hasil panen tanaman cabai rawit. Anda bisa mencobanya. Silahkan order dengan menghubungi nomer telepon di bawah ini. Atau Anda juga bisa langsung berkunjung ke alamat berikut untuk mendapatkan produknya secara langsung.

BUDIDAYA OYONG NASA



Gambas atau oyong atau emes (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditi sayuran minor. Penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas dipanen buahnya ketika masih muda dan diolah sebagai sayur. Gambas atau oyong atau emesmasih sekerabat dengan belustru (Luffa aegyptica).
Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, berasal dari India, namun telah beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimakan dari tanaman ini adalah buah muda, kegunaan lainnya antara lain serat bunga karangnya (bagian dalam buah tua) digunakan untuk sabut, daunnya digunakan untuk lalab atau dapat juga digunakan untuk obat bagi penderita demam.

Syarat Tumbuh

Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat ditanam di sawah atau di tegalan. Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18-24°C, dan kelembaban 50-60%.
Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5-6,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning (PMK).
Varietas
Varietas yang dianjurkan adalah San-C, Ping-Ann, Miriam, san-C No. 2 (asal Known You Seed, Taiwan), dan Samson. Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 5-10 kg.
Pembuatan Benih
Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukan dengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai (di dataran tinggi) ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan hingga kadar air 8%. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisi desikan berupa arang atau abu sekam.

Persemaian

Oyong diperbanyak dengan biji. Benih oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benih terbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantung plastik hitam yang berdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/kantung. Media yang digunakan untuk persemaian berupa media pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapangan pada umur 15-21 hari atau setelah berdaun 3-5 helai.

Pengolahan Tanah 
Sistem lubang tanam 

Tanah dicangkul sampai gembur. Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk kandang 1-2 kg/lubang tanam.
Sistem bedengan
Tanah dicangkul hingga gembur, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi ±30 cm, dan jarak antar bedengan ± 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 200 x 60 cm atau 200 x 100 cm kemudian masukkan pupuk kandang 1-2 kg/lubang tanam.

Sistem guludan 

Tanah dicangkul sampai gembur, buat guludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan dengan jarak antar guludan ± 140 cm, kemudian masukkan pupuk organik SUPERNASA /lubang tanam.

Penanaman dan pemupukan

Benih ditanam secara langsung atau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji oyong sebanyak 2-3 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm.
Selama satu musim tanam, dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg per hektar. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masing–masing seperlima takaran dari total dosis yang dianjurkan.
Semprot dengan Poc Nasa dan Hormonik, serta kocor dengan power nutrisi
Pemasangan rambatan atau para–para dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Para–para bisa berbentuk huruf A, setengah lengkung, lengkungan atau persegi panjang.

Pemeliharaan 

Pemeliharaan tanaman oyong yang biasa dilakukan adalah pemangkasan daun, apabila daun terlalu rimbun, penyiraman dan penyiangan.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

OPT penting yang menyerang tanaman oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.

Panen dan Pascapanen

Pemanenan oyong dapat dilakukan berulang-ulang. Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40-70 hari setelah tanam. Ciri-ciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah dan 8-12 ton per hektar.
Buah oyong mudah rusak sehingga pengemasan yang baik sangat diperlukan untuk memperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh. Pada suhu 12-160C, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TIMUN NASA


1. Pembibitan

a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
b. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
c. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
e. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
f. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss.
g. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.

2. Pengolahan Media Tanam

a. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
b. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6 : 1-2 ton/ha)
c. Tanah dibajak/dicangkul 30-35cm sambil membalikkan tanah dan biarkan 2 minggu.
d. Olah kembali tanah sambil membuat bedengan lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
e. Tambahkan pupuk kandang 20-30 ton/ha atau 0,5 kg pupuk kandang ke setiap lubang tanam 40 x 40 x 40 cm.
f. Berikan pupuk NPK 100 kg/ha (1/3 dari dosis keseluruhan).
g. Siramkan POP SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol/1000 m² dengan cara :
setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan POP SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
h. Pasang mulsa. Dan 1 minggu kemudian buat lubang tanam.
i. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dengan pukan pada setiap lubang tanam (1 kemasan + 25-50 kg pukan matang untuk 1000 m2).

3. Pemeliharaan Tanaman

– Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
– Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
– Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
– Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

4.Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif  maupun generatif.  Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.

Untuk pnggunaan HORMONIK + POC NASA 

Alternatif 1: 8 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 3 – 4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki
Alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 – 8 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki

5. Hama dan Penyakit

1. Hama

a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.) 
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

2. Penyakit

a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

BUDIDAYA TERONG



A. PENDAHULUAN

Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani. PT. Natural Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.

B. SYARAT TUMBUH

Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
Suhu udara 22 – 30o C
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
Sinar matahari harus cukup
Cocok ditanam musim kemarau

C. PEMBIBITAN

Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
Siram persemaian pagi dan sore hari
Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan

D. PENGOLAHAN LAHAN

Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun.
Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur.
Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan.
Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam 

Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :
Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan.

Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam.
Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam.
Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari.
Biarkan selama seminggu sebelum tanam.
Buat lubang tanam dengan jarak 60×70 cm / 70×70 cm.
"pupuk-organik-padat-supernasa-alami-natural-nusantara-distributor-nasa-order-pembelian-poc-nasa-hormonik-pestona-granule-greenstar"E. PENANAMAN

Waktu tanam yang baik musim kering
Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)

F. PENGAIRAN

Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor

G. PENYULAMAN

Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit.
Penyulaman maksimal umur 15 hari.

I. PEMASANGAN AJIR (TURUS)

Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran.
Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
Tancapkan secara individu dekat batang.
Ikat batang atau cabang terong pada turus.

J. PENYIANGAN

Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam

L. PEMUPUKAN

Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :

Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang..
Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali

M. PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )

Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

N. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

1. Hama
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.

2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.

3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.

4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.

5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.

6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali

2. Penyakit
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak

2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.

3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam

5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.

O. PEMANENAN

Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.