Selasa, 30 Desember 2014

TANGGUH Pupuk Hayati

TANGGUH Pupuk Hayati& Dekomposer, produk terbaru berbahan dasar bakteri dengan teknologi NASA PT Natural Nusantara sebagai usaha untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Indonesia baik secara Kuantitas, Kualitas maupun Kelestarian. Sebagaimana produk TANGGUH Probiotik Peternakan dan Perikanan, Produk Pupuk Hayati ini murni terbuat dari bahan organik alami ramah lingkungan dan mengandung mikroba berguna sehingga aman untuk manusia dan lingkungan.

Kandungan mikroorganisme dalam TANGGUH berguna sebagai :


Mikroba perombak bahan-bahan organik
Mikroba penambat Nitrogen (N)
Mikroba pelarut Phospat (P)
Mikroba penghasil fitohormon
Mikroba bermanfaat lainnya
Manfaat TANGGUH Pupuk Hayati & Dekomposer
Mempercepat proses perombakan/dekomposisi bahan organik sehingga bisa menghasilkan nutrisi bagi tanaman.
Berfungsi sebagai pupuk pembenah tanah.
Menetralisir senyawa-senyawa berbahaya dan mempercepat penguraian bahan organik yang ada di tanah.
Meningkatkan efektifitas penyerapan pupuk kimia dan penguraian sisa pupuk kimia.
Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga mampu meningkatkan hasil panen

Kandungan Bakteri TANGGUH Dekomposer

Azotobacter sp 106 cfu/ml
Aspergillus sp 105 cfu/ml
Lactobacillus sp                   107 cfu/ml
Streptomyces sp 106 cfu/ml
Tricoderma sp                     105 cfu/ml
Saccharomyces sp 107 cfu/ml
Keterangan: Tidak mengandung bakteri merugikan (Patogen) dan logam berat

Cara Pemakaian TANGGUH

Sebagai Dekomposer
Tangguh Dekomposer Pupuk HayatiSiapkan bahan baku yang akan difermentasi (jerami, seresah, kotoran hewan, tandan kosong kelapa sawit, sampah organik dll).
Campurkan TANGGUH Dekomposer 1 liter dengan air secukupnya untuk 4-5 ton bahan yang akan difermentasi. Bisa ditambahkan gula pasir / gula merah / molase dan Urea 0.25 kg untuk mempercepat proses fermentasi.
Semprot / Siram larutan pada bahan baku sampai merata.
Tumpukan bahan yang telah tercampur diatur dengan ketinggian maksimal 1 meter.
Tutup bahan yang telah tercampur, diusahakan bahan terhindar dari hujan ataupun panas matahari secara langsung.
Lakukan pembalikan minimal 5-10 hari sekali.
Jaga kelembaban, jangan terlalu kering atau terlalu basah. Apabila terlalu kering semprotkan air.
Setelah 1-2 bulan bahan akan matang dengan ciri-ciri: meremah, suhu dingin, warna menjadi lebih gelap daripada bahan aslinya.

Sebagai Pupuk Hayati

Kebutuhan TANGGUH Pupuk Hayati: 3 – 6 liter/ha.
Penyiraman ke tanah dengan dosis 2-3 cc/liter air (1 tutup botol / 5 liter air)
Penyemprotan ke tanaman dengan dosis 50-70 cc/tangki (5 tutup botol/tangki)
Kandungan Unsur

N, P, K, C Organik, Zn, Cu, Mn, Co, Fe, S, Mg, Cl, Na, B, Si, Al, Na, Cl, Se, Cr, Mo, V, So4, Humat – Vulfat.

TANGGUH Pupuk Hayati & Dekomposer Sangat Baik Untuk Semua jenis Tanaman Pangan, Buah-Buahan dan Perkebunan.

PUPUK HAYATI ATAU BIOFERTILIZER

Pupuk mikrobiologis atau biofertilizer atau pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer atau bagian dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman.Pupuk mikrobiologis mirip dengan kompos teh, dan bisa dikatakan sebagai kompos teh yang direkayasa karena hanya mikroorganisme tertentu yang bermanfaat bagi tanah yang digunakan.

Setiap tanaman memerlukan paling tidak 16 unsur atau zat untuk pertumbuhannya yang normal, dari 16 unsur tersebut, tiga unsur (C,O,H) diperoleh dari udara, dan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah (N, P, K, Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo).[2] Dari ke-13 unsur tersebut hanya enam unsur yang diambil tanaman dalam jumlah besar (unsur makro) yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg.

Unsur hara utama yang banyak dibutuhkan tanaman tetapi jumlah atau ketersediaanya sering kurang atau tidak mencukupi di dalam tanah ialah N, P, dan K.Oleh karena itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam bentuk pupuk.Tanah dapat didefinisikan sebagai media alami untuk pertumbuhan tanaman yang terdiri atas mineral, material organik dan organisme hidup.Aplikasi pupuk kimia yang berlebih dan terus menerus dapat membawa dampak negatif terhadap kondisi tanah dan lingkungan.Namun kenyataannya, pertanian modern sangat bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk dan pestisida untuk meningkatkan hasil panen.Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak negatif tersebut, maka pupuk organik yang mengandung mikrob (pupuk hayati) dapat dijadikan sebagai alternatif dari penggunaan pupuk kimia.

MEKANISME KERJA
Pupuk mikrobiologis bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah.Pupuk mikrobiologis bekerja melalui aktifitas mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk mikrobiologis tersebut. Jasad-jasad renik itu lah yang bekerja sesuai dengan "keahlian" nya masing-masing. Mikroorganisme tsb, ada yg punya "keahlian" menambat Nitrogen dari udara, yang punya "keahlian" menguraikan Phospat dan Kalium yang tedapat dalam tanah, sehingga molekul senyawa Phospate atau Kalium yang besar itu diuraikannya menjadi senyawa Phospat dan Kalium sederhana, yang bisa diserap oleh tanaman. Tanpa mikroorganisme ini, senyawa Phospate atau Kalium yang terdapat dalam tanah, tidak akan bisa diserap oleh tanaman. Disamping itu ada mikroorganisme yang "ahli" memproduksi zat pengatur tumbuh, atau "ahli" memproduksi zat anti hama.Mikroorganisme dalam pupuk mikrobiologis mengembalikan siklus nutrisi alami tanah dan membentuk material organik tanah.Melalui penggunaan pupuk mikrobiologis, tanaman yang sehat dapat ditumbuhkan sambil meningkatkan keberlanjutan dan kesehatan tanah. Disamping itu terdapat jenis mikroorganisme yang punya kemampuan menguraikan bahan organik, sehingga sangat bagus di manfaatkan untuk mempercepat proses pengomposan. Dan, jangan juga dilupakan jenis-jenis mikroorganisme yang dapat menyerap logam berat, sehingga sangat bagus dimanfaatkan untuk proses bioremediasi lahan yang tercemar logam berat.

KEUNGGULAN
Seperti diuraikan diatas, ada banyak mikroorganisme tanah yang punya "keahlian" masing-masing. Tapi, penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dan berlebihan, dapat mematikan mikroorganisme yang tadinya berada secara alami dalam tanah. Karena itu, pada tanah-tanah yang sudah miskin mikroorganisme, pemberian pupuk hayati merupakan salah satu cara terbaik dan penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah.Penggunaan pupuk hayati tidak akan meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia.Selain itu penggunaan pupuk hayati diharapkan dapat meningkatkan kesehatan tanah, memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman.

Salah satu pemanfaatan mikroorganisme atau mikrobiologis ini, seperti yang disinggung diatas, adalah dalam pembuatan pupuk kompos. Apabila kemudian pupuk kompos ini diperkaya dengan mikroorganisme dengan fungsi-fungsi yang lain, maka pupuk yang dihasilkan dapat disebut sebagai Pupuk Organik Hayati, dan akan sangat bagus diaplikasi dilahan-lahan yang marginal.


Aplikasi pupuk yang mengandung mikoriza dan bakteri pengikat N (Azotobacter choococum), bakteri pelarut P (Bacillus megaterium) dan bakteri pelarut K (Bacillus mucilaginous) terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays).

SUMBER
(Inggris) Rao NSS.1995. Soil Microorganisms and Plant Growth. Ed ke-3. New Hampshire: Science Publishers In.
Musnamar EI. 2003.Pupuk Organik: Cair & Pdat, Pembuatan dan Aplikasi. Hlmn 7-13. Jakarta: Penebar Swadaya.