Selasa, 18 November 2014

KUTU KEBUL

Kutu kebul ( bemisia tabaci ) atau dipanggil juga kutu putih, secara internasional dikenal dengan silverleaf whitefly, merupakan salah satu dari lalat putih yang saat ini termasuk hama penting pertanian budidaya. Kutu kebul diklasifikasikan ke dalam keluarga Aleyrodidae, sub-urutan besar serangga, Homoptera.

Kutu kebul tumbuh subur di seluruh dunia terutama di kawasan iklim subtropis dan tropis, seperti Indonesia. Sedangkan populasi di kawasan iklim sedang tidak terlalu besar. Lingkungan dengan suhu dingin bahkan sering menyebabkan kematian larva dan lalat dewasa.

Tanaman yang dipengaruhi oleh kutu kebul sangat beragam, mencakup tanaman sayuran seperti: tomat, labu, mentimun, terong, okra, buncis dan kacang-kacangan, brokoli, kembang kol, kubis, melon, kapas, wortel, ubi jalar, dan sayuran lainnya. Bahkan banyak dari jenis tanaman buah seperti mangga, rambutan, anggur, jeruk, dll., tak luput dari serangannya.

Gejala serangan :

Kutu kebul / kutu putih serangannya hampir mirip dengan serangan tungau, akibat cairan daun yang dihisapnya, menyebabkan daun menjadi melengkung ke atas, keriting ( kadang memelintir ke samping ), dan belang-belang. Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok. Berbeda dengan tungau, kutu kebul / kutu putih memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat, karena selain dapat memperbanyak diri dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.

Secara umum, serangan kutu kebul atau kutu putih menimbulkan sejumlah dampak berikut pada tanaman:

Daun melengkung ke atas, keriput, atau memelintir
Daun berbintik-bintik
Daun menguning, layu, dan rontok
Dertumbuhan terhambat, tanaman menjadi kerdil
Tunas dan percabangan tidak berkembang
Tanaman gagal berbunga, sehingga produktivitas/hasil panen sangat rendah
Selain itu Kutu Kebul/ Kutu Putih  menyebabkan dampak ekologis  di antaranya :

Kutu kebul/ kutu putih mencuri makanan dari tanaman dengan cara menusuk floem atau permukaan daun bawah dengan mulut dan menghisap nutrisi di dalamnya.Lalat putih juga menghasilkan sekresi/zat lengket yang disebut embun jelaga (honeydew) atau embun madu yang tertinggal pada tanaman, sehingga menutupi permukaan daun bagian bawah. Embun ini dapat menyebabkan pertumbuhan Jamur jelaga yang akhirnya akan mengurangi kemampuan tanaman untuk menyerap cahaya. Sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Hal ini juga mensyaratkan bahwa tanaman dan hasil panen perlu dicuci untuk menghilangkan embun tersebut.
Kutu kebul seringkali berperan sebagai pengantar virus pembawa penyakit, seperti virus mosaic kuning / virus gemini / virus kuning yang menular dan merusak tanaman terutama daun tanaman.
Cara pengendaliannya :

Ada beberapa kiat ( secara perilaku) yang membantu mengurangi intensitas serangan Kutu kebul / kutu putih di antaranya :

Periksa daun tanaman Anda secara teratur, untuk memastikan tanda-tanda kutu daun. Carilah kelompok kutu yang bergerombol di balik daun, terutama pada pucuk dan daun muda, serta pada daun yang terlihat menggulung dan keriput.
Jika populasinya masih sedikit, tindes saja kutu daun dengan tangan (gunakan sarung tangan).
Ada beberapa jenis serangga yang bisa kita manfaatkan untuk memangsa Kutu kebul / kutu putih , seperti kepik dan lain sebagainya.
Jaga lahan Anda bersih, bersihkan gulma secara rutin, gunting daun-daun dan ranting-ranting ranting cabai Anda yang terlalu rimbun atau rusak.
Metode pengasapan di sore hari,dengan cara membuat asap di sekitar tanaman.
Gunakan mulsa perak untuk menutup bedengan Anda. Diketahui bahwa plastik mulsa perak dapat menekan populasi hama kutu kebul/ kutu putih selama bulan-bulan pertama.
Karena perilaku kutu kebul / kutu putih  yang terus menerus menghisap cairan nutrisi pada tanaman,maka cukup realistis jika kita “mengganti” nutrisi tersebut dengan menyuplai tanaman dengan pemupukan berbahan organik seperti SUPER NASA, POC NASA< HORMONIK dan POWER NUTRITION secara intens.
Pemberian pupuk kandang + Natural GLIO  yang sudah di fermentasi lebih kurang 2 minggu di saat awal tanam.
Penyemprotan pestisida organik NASA yang berupa PESTONA + BVR + PENTANA + GLIO +AERO-810 secara rutinnya.


Pemesanan Produk Natural Nusantara (NASA)
Hubungi segera HERU PRIYATNO -
Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Jl.NUSAINDAH KOMPLEK STASIUN GANDRUNGMANGU 24
 BANTARSARI KAB CILACAP
Layanan konsultasi dan order :
Whatsapp 081393002401

HAMA TANAMAN PADI

1. Hama dan Penyakit Yang Menyerang Tanaman Padi Dosen Pembimbing : Ir. Ni Siluh Putu N., M.P. OLEH : AGUS ADIPURA (13711002) AINURRAFIQ R.B (13711003) ARIEF NOERROHMAN (13711004) ELISA DEWI BR.H ( 13711011 ) ERNI LIYANTI ( 13711012 ) Desain By : Agus Adipura Jr. PERLINDUNGAN TANAMAN I PTP 121

2. DEFINISI HAMA DAN PENYAKIT q
Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati. q Serangga dikatakan hama apabila serangga tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas . q Dalam Pengendalian Hama Terpadu bahwa hama bukan hanya pada serangga tetapi bisa pada vertebrata, tungau, virus, bakteri, gulma dan organisme pengganggu tanaman lainnya. q Dalam arti yang luas bahwa hama adalah makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya manusia yang berupa tanaman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan seratnya dapat diambil untuk kepentingan manusia. q Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing nematoda)
3. HAMA ULAT GRAYAK (spodoptera litura F.)
Memiliki daur hisup mulai dari telur hingga dewasa selama 30-61 hari. Telur memiliki warna putih mutiara Dengan bentuk bulat dan berdiameter sekitar 0,5 mm. Jumlah telor yang mampu dihasilkan ulat grayak betina 2000- 3000 butir. KLASIFIKASI ULAT GRAYAK • Kingdom : Animalia • Filum : Arthropoda • Kelas : Insekta • Ordo :Lepidoptera • Famili : Noctuidae • Genus : Spodoptera • Spesies : Spodoptera litura
4. GEJALA SERANGAN q
Ulat "grayak" ini menyerang tanaman padi pada semua stadia. q Serangan ulat ini memakan helai- helai daun dimulai dari ujung daun dan tulang daun utama ditinggalkan sehingga tinggal tanaman padi tanpa helai daun. q Pada tanaman yang telah membentuk malai, ulat "grayak" kadang-kadang memotong tangkai malai, bahkan ulat "grayak" ini juga menyerang padi yang sudah mulai menguning . Batang padi yang mulai menguning itu membusuk dan mati yang akhirnya menyebabkan kegagalan panen.
CARA PENGENDALIAN •
Dengan melakukan pemantauan seminggu sekali • Dengan cara perendaman • Penyempr0tan insektisida • Faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan ulat grayak adalah pengairan petak, keadaan lingkungan, kontur, sistem pengairan. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
5. KLASIFIKASI WERENG HIJAU HAMA WERENG HIJAU
(Nephotettix virescens) Merupakan hama utama padi karena penyebar virus tungro. Dimana virus tungro ini merupakan penyebab penyakit kerdil rumput dan penyebab kerdil hampa pada tanaman padi. Tergantung saat penyebaran virus oleh wereng hijau tersebut. Apabila wereng tersebut menyebarkan virus tungro pada saat padi dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput. • Kingdom : Animalia • Filum : Arthropoda • Kelas : Insekta • Ordo : Homoptera • Famili : Cicadellidae • Genus : Nephotettix • Spesies : Nephotettix virescens Distant
6. GEJALA WERENG HIJAU CARA PENGENDALIAN •
 Tanam Serempak • Menanam varietas tahan (Tukad Petanu, Kalimas, dan Bondoyudo) • Pemupukan n yang tepat. (Pemupukan N berlebihan menyebab-kan tanaman menjadi lemah, mudah terserang wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro) • Jenis pestisida yang dianjurkan untuk mengendalikan hama wereng ini adalah insektisida yang berbahan aktif (amitraz, buprofezin, beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml, BPMC, fipronil, imidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPC, propoksur, tiametoksam.)
7. KLASIFIKASI KEONG MAS HAMA KEONG MAS (Pomacea canaliculata)
Adalah salah satu hama yang mengakibatkan tingginya resiko gagal panen pada tanaman padi. Hama ini memakan batang dan daun padi. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal. • Kingdom : Animalia • Filum : Moluska • Kelas : Gastropoda • Ordo : Mesogastropoda • Famili : Ampullariidae • Genus : Pomacea • Spesies : Pomacea canaliculata
8. GEJALA SERANGAN KEONG MAS •
Biasanya menyerang pada tanaman padi yang masih muda berumur 10 -20 hari, proses penyerangannya lebih banyak beraktivitas malam hari, meninggalkan bekas serangan berupa lendir dan tanaman yang dilewati akan rusak.
CARA PENGENDALIAN • Memasang pagar plastik • Menanam bibit berumur tua untuk IR 64 : 25 hari ; Cisadane : 30 hari • Memasang saringan di saluran irigasi • Menancapkan bambu untuk bertelur (setelah terkumpul dimusnahkan) • Membuat parit agar keong mas berkumpul • Memasukkan bebek kesawah setelah umur padi mencapai 35 hari • Menaburkan daun kencur di lokasi yg terserang keong mas
9. DEFINISI TIKUS SAWAHHAMA TIKUS (rattus argentiventer)
 Merupakan hama yang paling menjengkelkan karena sulit diberantas. Tikus merupakan binatang bersifat jera hama, yaitu tidak akan memangsa umpan beracun yang sama bila ia pernah memakannya. Perkembangbiakannya pun sangat cepat. Dalam setahun sepasang tikus mampu beranak hingga 1.270ekor.Tikus menyerang tanaman padi mulai dari yang masih di persemaian, stadia vegetatif sampai setelah membentuk biji. Artinya, tikus sangat menyukai daun, batang, maupun biji padi. Dalam pengendaliannya, sebaiknya dilakukan dengan cara-cara terpadu. • Kerajaan : Animalia • Filum : Chordata • Kelas : Mamalia • Ordo : Rodentia • Family : Muridae • Genus : Rattus • Spesies : Tikus Rumah (Rattus Diardi) Tikus Sawah (Rattus Argentiventer) Tikus Putih (Rattus Norvegicus L)
10. GEJALA SERANGAN TIKUS PADA PADI •
Pada tanaman muda, bagian tengah petakan tampak gundul karena batang-batang padi dipotong dan dimakan tikus. • Pada fase bunting, malai muda di bagian tengah petakan dimakan melalui kelopak daun. Kadang-kadang bagian tanaman tidak diputuskan semuanya sehingga tampak dari jarak jauh daun-daun berwarna kuning kecokelatan seperti terserang sundep, wereng batang, atau terserang penyakit. • Saat bulir padi mendekati masak, tikus akan memotong dan meleng-kungkan tanaman, kemudian memakan bulirnya. CARA PENGENDALIAN • Cara Biologis Pengendalian tikus secara biologis antara lain membiarkan berbagai hewan predator tikus seperti ular sawah dan burung hantu hidup di sekitar aral persawahan. • Cara Fisik Pengendalian tikus secara fisik dilakukan dengan cara pemasangan perangkap • Cara Mekanis Pengendalian Tikus secara mekanis adalah melakukan upaya goropyokan, yaitu memburu tikus dengan menghancurkan atau membongkar sarang-sarang tikus yang ada di sekitar areal persawahan.
11. PENYAKIT BLAS (Pyricularia Oryzae Cav)
Penyakit Blas disebabkan oleh meluasnya serangan jamur Pyricularia oryzae (P. grisea). Jamur ini menyerang tanaman padi pada masa vegetatif menimbulkan gejala blas daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun berwarna ungu kekuningan. Semakin lama bercak menjadi besar, berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya berupa titik berwarna putih atau kelabu dengan bagian tepi kecoklatan. Serangan pada fase generatif menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher). Penyakit blas merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya padi karena bila terserang jamur Pyricularia oryzae ini bila tidak diwaspadai sejak awal akan mengakibatkan penurunan produksi hingga 70 %.
GEJALA SERANGAN menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
12. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI •
Pemupukan unsur Nitrogen dimusim penghujan yang tinggi juga akan memicu pertumbuhan Pyricularia oryzae. Pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi. • Penanaman padi terutama pada musim tanam rendengan/hujan haruslah ekstra hati-hati. Dengan curah hujan yang tinggi serta adanya faktor angin memicu perkembangan blas dapat meluas dengan cepat. Pengelolaan jarak tanam yang terlalu rapat juga akan mempengaruhi kecepatan perluasan penyakit ini.
CARA PENGENDALIAN o
Penggunaan varietas tahan (Inpari 13, Luk ulo, Silugonggo, Batang Piaman, Inpago dll) o Dekomposisi Jerami Proses dekomposisasi jerami selain dapat berfungsi sebagai pupuk organik juga dapat membunuh miselia blas dan tidak berpotensi untuk berkembang. o Pemupukan berimbang. (dengan penggunaan Nitrogen yang tidak berlebihan dan dengan penggunaan kalium dan phosfat) o Waktu tanam yang tepat. o Penggunaan Fungisida Kimia & Nabati (mikocide 70, Trycyclazole, Amistartop, Score, Pyoguilon, Nelumbo 250 EC, Prima Vit dll. Nabati nokulan/starter Trichoderma sp dan Gliocladium sp) Penyebaran penyakit bisa melalui benih, angin sisa tanaman padi dilapangan dan inang lainnya terutaman

AWAS JANGAN ASAL MEMUPUK

Setelah beberapa kali penyemprotan muncullah tunas baru yang nantinya akan menjadi ranting dan daun. Bila tunas telah muncul, penyemprotan dihentikan.Sebab tunas muda ini amat peka terhadap pupuk, apalagi bila kalau dosisnya melebihi dari yang dianjurkan. Tetapi bila nanti tunas baru itu telah berubah menjadi ranting dan daun yang cukup kuat (tak menampakkan gejala menumbuhkan daun muda lagi), barulah tanaman boleh disemprot lagi.

Pada saat bunga mulai mekar penyemprotan harus dihentikan. Kalau tidak bunga bakal buah yang dinanti-nanti akan rontok semua dengan kata laintanaman tadi akan keguguran. Ketika bunga sudah menjadi pentil,penyemprotan dengan pupuk daun boleh dilakukan lagi terutama unsur hara yang P-nya tinggi, dengan catatan yang disemprot bukan buahnya tetapi tetap padadaunnya
Satu lagi tanaman yang tidak bisa disemprot pupuk daun ialah tanaman yang baru dipindah ke lapangan. Karena tanaman itu masih terhitung masih muda dan lemas. Baru setelah tanaman mulai segar kembali atau pulih dari pengaruh pemindahan, pupuk daun bisa jalan lagi.

APA DAN BAGAIMANA PUPUK ITU

Pengertian Pupuk 
Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik.Ilmu Pemupukan adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki tentang zat-zat apakah yang perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat tersebut yang terkandung di dalam tanah yang perlu, guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam rangka meningkatkan produksinya agar tercapai hasil yang tinggi.
Pemupukan Pemberian zat yang salah, pemberian yang berlebihan atau serba kurang dan pemberian zat yang tidak tepat pada waktunya tentu akanmenimbulkan akibat-akibat yang fatal atau sangat merugikan, seperti :
1. Kematian tanaman
2. Timbulnya gejala-gejala penyakit tanamanyang baru
3. Kerusakan fisik tanah
4. Tidak ekonomis, dll
Waktu pemupukanJenis pupuk yang biasanya digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur hara primer (N, P, K). Namun mungkin saja tanaman juga kekurangan unsur hara lain.Oleh karena ada 3 cara untuk mengetahui tanaman kekurangan unsur hara (deficiency). yaitu:
1. Mengamati gejala-gejala yang muncul dalampertumbuhan tanaman, apakah normal atau tidak.
2. Analisis tanah di laboratorium dengan mengambilsample tanah di lapangan
3. Analisis jaringan tanaman di laboratorium denganmengambil sample daun tanaman.
Pemupukan dilakukan menjelang atau awal musim hujan. Kalaudi perlukan pupuk tambahan pada tahun yang sama, maka dilakukan menjelang akhir musim hujan. Sebelum pemupukan dilakukan,sebaiknya pH tanah diketahui.Jika pH tanah asam, maka perlu diberi kapur kaptan (CaCO 3) agar pHtanah naik sehingga pemupukan memberikan respon yang baik pertumbuhan tanaman.Pada saat tanaman berumur 1-3 bulan, umumnya pemupukan dilakukan. Jika tingkat kesuburan tanah yang diolah makin jelek, maka pemupukan dilakukan lebih awal. Setelah itu diulangi pada umur 6-24bulan sampai tinggi tanaman melampaui tinggi gulma.Jika perlu dilakukan pemupukan untuk meningkatkan riap volume,maka pemupukan berikutnya diberikan menjelang penjarangan pertama (saat tajuk bersinggungan) untuk pohon yang terpilih (tidak di jarangkan). Kemudian pemupukan berikutnya menjelang penjarangan kedua dan seterusnya sampai batas 5 tahun sebelum ditebang.Sebelum memberikan pupuk ke daun ada beberapa hal yang dianggap mutlak diketahui dulu, yaitu: 
1.Konsentrasi larutan pupuk yang dibuat harus sangat rendah atau mengikuti petunjuk dalam kemasan pupuk
2.Jangan berlebihan, lebih baik kurang daripada berlebihan. Kalau konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa dipercepat, misalnya dianjurkan 10 hari bisa dipercepat jadi seminggu sekali Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah. Hal ini disebabkan karena pada kebanyakan daun tanaman, mulut daun (stomata) umumnya menghadap ke bawah atau bagain punggung daun. 
3.Pupuk hendaknya disemprotkan ketika matahari tidak sedang terik-teriknya. Paling ideal dilakukan sore atau pagi hari persis ketika matahari belum begitu menyengat. Kalau dipaksakan juga menyemprot ketika panas, pupuk daun itu banyak menguap daripada diserap oleh daun 
4.Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang musim hujan. Resikonya pupuk daun akan habis tercuci oleh air hujan dan lag ipula pada saat seperti itu stomata sedang menutup.5.
Biasakanlah untuk membaca keterangan yang ada pada kemasan pupuk, karena disinilah kuncinya.
Demikian sekilas Cara memberikan Pupuk daun pada tanaman anda..Banyak salah dan kurang mohon maaf sebesar-besarnya..