Tampilkan postingan dengan label AYO MENANAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AYO MENANAM. Tampilkan semua postingan
Rabu, 25 Februari 2015
NF KELENGKENG
Ini Kelengkeng Umur lebih dari 7 tahun Panen 250 kg per pohon. Biaya pupuk dan perawatan per pohon cukup 250ribu hasil panen per pohon mencapai 250kg x 10.000 per kg = 2500.000 keuntungan 2.250.000 jika saja anda punya 10 pohon bayangkan
2.250.000 x 10 =Rp 22.500.000 itu keuntungan per 6 bulan lho bos...!! Bayangkan
MEMBUAHKAN DURIAN YANG BANDEL
Untuk membungakan dan membuahkan tanaman durian bukan hanya terpengaruh oleh faktor iklim akan tetapi juga harus memperhatikan faktor tanah, hama penyakit dan bibit itu sendiri. Mari kita ulas sedikit pengaruh dari masing-masing faktor diatas:
1-Bibit merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan pembuahan tanaman durian. Lakukan pembelian bibit tanaman durian ke penjual bibit yang benar-benar bisa kita percaya. Kalau perlu penjual bibit tanaman durian yang berani memberikan garansi. Kita perlu hati-hati dalam memilih bibit karena saat ini tidak sedikit penjual bibit tanaman durian yang nakal demi untuk memperoleh keuntungan sesaat.
2-Semenjak tanaman durian kita tanam kita harus memberikan pupuk organik (baik padat maupun cair) dan unsur hara yang cukup melalui tanah bagi pertumbuhan vegetatif tanaman durian . Hal ini bertujuan agar tanaman durian memiliki pertumbuhan vegetatif yang bagus sebelum memasuki masa pembuahan atau vase generatif.
3-Dalam pemeliharaan sebaiknya mengikuti iklim. Maksudnya jika musim hujan kita genjot pertumbuhan vegetatifnya untuk persiapan pembungaan dan pembuahan di musim kemarau (musim berbuah).
4-Kita harus memahami benar tentang hama dan penyakit tanaman durian dan bagaimana cara mengatasinya. Karena ada hama dan penyakit tanaman durian yang tidak bisa kita obati akan tetapi harus kita cegah.
5-Setelah kita melakukan semua dari nomor 1 sampai nomor 4 dan ternyata tanaman durian kita belum berbunga dan berbuah juga maka diperlukan zat perangsang untuk mempercepat pembungaan. Yang saya tahu ada dua jenis perangsang pembungaan pada tanaman durian. Yang pertama adalah Paklobutrazol dan yang kedua adalah NF.Durian.
Cuma sayangnya jika menggunakan paklobutrazol menurut beberapa kesaksian para petani banyak yang mengeluh kurang manjur dan ada juga yang mengeluh kalo menggunakan Paklobutrazol bisa merusak tanaman duian.
Adapun beberapa pengalaman petani daerah sekitar Banyumas yang telah menggunakan NF.Durian adalah sebagai berikut:
1-Pak Gun. Desa Tambak Sari Kec Sumbang. Beliau menanam 30 batang tanaman durian didaerah Gandatapa. Setelah 3 - 5 tahun dipelihara tanaman durian beliau ternyata belum berbunga juga. Akhirnya beliau mencoba untuk mengocorkan NF.Durian 1 botol kepada 9 tanaman durian ( 4 durian lokal tanam dari biji berumur 4-5 tahun dan 5 durian montong yang berumur 3 tahun). Setelah 3 bulan aplikasi tanaman durian lokal beliau telah berbunga dan yang montong 1 - 2 bulan keluar bunga. Sebelumnya beliau telah mencoba Paklobutrazol tapi belum membuahkan hasil.
2-Pak Yanto. Desa Kecepit Kec Punggelan Banjarnegara. Beliau mencoba pada tanaman durian yang berumur baru 2 tahun. Beliau mengaplikasikan NF.Durian pada 5 tanaman durian montong dan akhirnya berbunga semua.
3-Pak Wahidin. Desa Karang Sari Kebasen. Beliau menanam 10 batang tanaman durian cani disekitar pekarangan rumahnya. Sebelum memakai NF.Durian tanaman tersebut berbuah hanya sekitar 14 buah perpohon. Kemudian beliau mencoba NF.Durian untuk 2 tanaman durian (pake 25 ml/ batang), dan luar biasa dua tanaman tersebut mampu berbuah hingga 80 butir perpohon ( sekitar 30 buah yang mempunyai berat 5 Kg dan bentuknya bagus, sisanya memiliki berat sekitar 3 kg). Hal tersebut terjadi kemungkinan karena tidak dilakukan perempelan sehingga berbuah terlalu banyak dan tidak seragam.
Adapun dosis penggunaan NF.Durian untuk membungakan dan membuahkan tanaman durian adalah sebagai berikut:
UMUR VOLUME AIR CARA
2 - 3 Tahun 5 - 10 ml/ tanaman 2 liter dikocor sekitar
4 - 5 Tahun 10 - 15 ml/ tanaman 2 liter perakaran dengan
6- 9 Tahun 15 - 20 ml/ tanaman 3 liter diameter
10 - 24 Tahun 20 - 25 ml/ tanaman 3 liter 40- 60 cm
25 Tahun atau lebih 30 ml/ tanaman 3 liter
NF.Durian juga bisa digunakan untuk membuahkan durian diluar musim, tinggal kita kocorkan sekitar 4 bulan sebelum waktu pembungaan yang kita kehendaki.
Anda menanam durian dan mengalami kendala dalam membungakan dan membuahkannya silahkan coba NF.Durian. Harganya cuma Rp.160.000 per botol isi 50 ml.
1-Bibit merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan pembuahan tanaman durian. Lakukan pembelian bibit tanaman durian ke penjual bibit yang benar-benar bisa kita percaya. Kalau perlu penjual bibit tanaman durian yang berani memberikan garansi. Kita perlu hati-hati dalam memilih bibit karena saat ini tidak sedikit penjual bibit tanaman durian yang nakal demi untuk memperoleh keuntungan sesaat.
2-Semenjak tanaman durian kita tanam kita harus memberikan pupuk organik (baik padat maupun cair) dan unsur hara yang cukup melalui tanah bagi pertumbuhan vegetatif tanaman durian . Hal ini bertujuan agar tanaman durian memiliki pertumbuhan vegetatif yang bagus sebelum memasuki masa pembuahan atau vase generatif.
3-Dalam pemeliharaan sebaiknya mengikuti iklim. Maksudnya jika musim hujan kita genjot pertumbuhan vegetatifnya untuk persiapan pembungaan dan pembuahan di musim kemarau (musim berbuah).
4-Kita harus memahami benar tentang hama dan penyakit tanaman durian dan bagaimana cara mengatasinya. Karena ada hama dan penyakit tanaman durian yang tidak bisa kita obati akan tetapi harus kita cegah.
5-Setelah kita melakukan semua dari nomor 1 sampai nomor 4 dan ternyata tanaman durian kita belum berbunga dan berbuah juga maka diperlukan zat perangsang untuk mempercepat pembungaan. Yang saya tahu ada dua jenis perangsang pembungaan pada tanaman durian. Yang pertama adalah Paklobutrazol dan yang kedua adalah NF.Durian.
Cuma sayangnya jika menggunakan paklobutrazol menurut beberapa kesaksian para petani banyak yang mengeluh kurang manjur dan ada juga yang mengeluh kalo menggunakan Paklobutrazol bisa merusak tanaman duian.
Adapun beberapa pengalaman petani daerah sekitar Banyumas yang telah menggunakan NF.Durian adalah sebagai berikut:
1-Pak Gun. Desa Tambak Sari Kec Sumbang. Beliau menanam 30 batang tanaman durian didaerah Gandatapa. Setelah 3 - 5 tahun dipelihara tanaman durian beliau ternyata belum berbunga juga. Akhirnya beliau mencoba untuk mengocorkan NF.Durian 1 botol kepada 9 tanaman durian ( 4 durian lokal tanam dari biji berumur 4-5 tahun dan 5 durian montong yang berumur 3 tahun). Setelah 3 bulan aplikasi tanaman durian lokal beliau telah berbunga dan yang montong 1 - 2 bulan keluar bunga. Sebelumnya beliau telah mencoba Paklobutrazol tapi belum membuahkan hasil.
2-Pak Yanto. Desa Kecepit Kec Punggelan Banjarnegara. Beliau mencoba pada tanaman durian yang berumur baru 2 tahun. Beliau mengaplikasikan NF.Durian pada 5 tanaman durian montong dan akhirnya berbunga semua.
3-Pak Wahidin. Desa Karang Sari Kebasen. Beliau menanam 10 batang tanaman durian cani disekitar pekarangan rumahnya. Sebelum memakai NF.Durian tanaman tersebut berbuah hanya sekitar 14 buah perpohon. Kemudian beliau mencoba NF.Durian untuk 2 tanaman durian (pake 25 ml/ batang), dan luar biasa dua tanaman tersebut mampu berbuah hingga 80 butir perpohon ( sekitar 30 buah yang mempunyai berat 5 Kg dan bentuknya bagus, sisanya memiliki berat sekitar 3 kg). Hal tersebut terjadi kemungkinan karena tidak dilakukan perempelan sehingga berbuah terlalu banyak dan tidak seragam.
Adapun dosis penggunaan NF.Durian untuk membungakan dan membuahkan tanaman durian adalah sebagai berikut:
UMUR VOLUME AIR CARA
2 - 3 Tahun 5 - 10 ml/ tanaman 2 liter dikocor sekitar
4 - 5 Tahun 10 - 15 ml/ tanaman 2 liter perakaran dengan
6- 9 Tahun 15 - 20 ml/ tanaman 3 liter diameter
10 - 24 Tahun 20 - 25 ml/ tanaman 3 liter 40- 60 cm
25 Tahun atau lebih 30 ml/ tanaman 3 liter
Anda menanam durian dan mengalami kendala dalam membungakan dan membuahkannya silahkan coba NF.Durian. Harganya cuma Rp.160.000 per botol isi 50 ml.
MEMBUAHKAN KELENGKENG MANDUL
Sejalan dengan perkembangan jaman kini buah kelengkeng tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat dataran tinggi, masyarakat dataran rendahpun kini bisa menikmati manisnya kelengkeng. Jenis-jenis klengkeng seperti diamond, itoh, pingpong, kristalin, beekyu, puangray dan aroma durian merupakan jenis kelengkeng dataran rendah. Bahkan jenis kelengkeng-kelengkeng tersebut bisa kita tanam dalam pot untuk dijadikan hiasan halaman rumah sebagai tabulapot.
Adakalanya setelah kita menanam kelengkeng lebih dari tiga tahun baik itu dalam pot atau langsung ke tanah tetapi belum juga mau berbunga. Orang-orang menyebut tanaman kelengkeng tersebut dengan istilah klengkeng mandul karena tidak mau berbunga walaupun secara umur sudah waktunya berbunga.
Jika kita sudah menanam kelengkeng kesayangan kita selama tiga tahun atau lebih akan tetapi belum juga mau berbunga padahal pertumbuhan vegetatifnya sangat bagus (pertumbuhan daun, cabang dan ranting sangat lebat) sebenarnya bisa kita rangsang pembungaannya dengan menggunakan nf.kelengkeng.
Beberapa petani dengan beberapa jenis kelengkeng baik itu itoh, pingpong, diamond dan bahkan kelengkeng tukulan (kelengkeng yang ditanam dari biji bukan hasil sambungan atau cangkok). Biasanya 45-55 hari setelah aplikasi NF kelengkeng tanaman klengkeng kita akan muncul bunga setelah didahului tumbuh tunas baru. Oleh karena itu hf.kelengkeng tersebut bisa kita gunakan untuk membungakan kelengkeng diluar musim. Gambar diatas adalah salah satu tanaman kelengkeng yang berhasil dibungakan oleh NF kelengkeng (bunga kelengkeng yang muncul setelah 55 hari aplikasi nf.kelengkeng)
Beberapa orang yang sukses membungakan kelengkeng mandul mereka dengan menggunakan
NF kelengkeng :
Bpk. Indra Mulya Kusumah (PPL) dari Kalibagor Banyumas. Dua buah pohon kelengkeng (satu varietas itoh dan satunya lagi beliau tanam dari biji) yang sudah berumur lebih dari lima tahun akhirnya mau berbunga setelah menggunakan nf.kelengkeng.
Bpk. Muhtadi (Pegawai kehutanan) dari Bumiayu Brebes. Beberapa tanaman kelengkeng jenis diamond dan lokal juga bisa berbunga setelah diaplikasi nf.kelengkeng.
Bpk. Sunang (Hobiis Tabulapot) dari Berkoh Purwokerto berhasil membungakan 3 batang tanaman kelengkeng yang beliau tanam di dalam pot (sistem tabulapot). Hingga sekarang beliu masih menggunakan nf.kelengkeng sebagai andalan untuk membungakan.
salah-satu-hobiis-tabulapot-klengkeng
Sebelum kita aplikasi NF kelengkeng pada tanaman kelengkeng kita, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar bisa berhasil berbunga dengan baik :
Tanaman klengkeng sebaiknya telah berumur lebih dari 3 tahun supaya kelengkeng tersebut memiliki kesiapan fisik. Kecuali pada kelengkeng tabulapot bisa di pakai pada umur 2 tahun.
Tanaman kelengkeng harus sehat dengan pertumbuhan tanaman yang bagus/ subur. Jika tanaman belum tumbuh subur sebaiknya disuburkan dulu dengan pemberian pupuk NPK.
Perhatikan ujung-ujung tanaman kelengkeng. Jika pada ujung-ujung tanaman masih membentuk tunas-tunas baru sebaiknya jangan aplikasi NF kelengkeng dulu, jadi NF.kelengkeng sebaiknya diaplikasi saat tanaman tidak membentuk tunas muda.
tanaman-klengkeng-tabulapot-siap-dibungakan
Cara Aplikasi NF.kelengkeng :
Campurkan 1 botol NF.kelengkeng dengan air sekitar 10 liter dan aduk hingga rata (untuk 2 tanaman kelengkeng)
Bagi dua larutan tersebut masing-masing sekitar 5 liter. Kocorkan/ siramkan pada pangkal batang tanaman kelengkeng kita dan tanah sekitar diameter 1 meter (1 tanaman 5 liter larutan)
Jika untuk tabulapot 1 botol bisa digunakan untuk 4 - 6 tanaman.
NF.Kelengkeng juga bisa diaplikasi secara injeksi/ suntik, dengan dosis 100-200 ml/ tanaman. Tapi khusus untuk tanaman kelengkeng yang sudah berumur puluhan tahun tapi belum mau berbunga.
cara-mudah-membungakan-klengkeng-mandul
Gambar :NF.kelengkeng kemasan 500 ml
Harga Rp 100.000/ blt 500 ml
Selasa, 24 Februari 2015
DURIAN DENGAN PUPUK NASA
Teknik penerapan memunculkan buah durian di luar musim perlu menggunakan beberapa bahan aktif zat pengatur tumbuhan (ZPT). Zat tersebut berperan aktif untuk mengubah alur pertumbuhan pada sel tanaman dengan cara menghambat pada waktu fase pertumbuhan vegetatif agar dapat merubah secepatnya muncul fase generatif (cepat berbunga dan berbuah).
Pengaturan
Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:
Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilap dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga.
Lebih utama tanaman tidak dalam fase tidak adanya pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).
Teknologi Pembuahan buah durian di luar musim sudah banyak dilakukan pada jaman nenek moyang kita dulu dengan cara mekanis antara lain:
1-Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang lingkaran pohon sampai kelihatan pembulutl xylem (kayu pohon).
2-Pruning: Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.
3-Pelukaan: Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.
4-Pengikatan: Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.
5-Stressing air: Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.
Kelima teknologi pengamatan konvensional ini, pada prinsipnya adalah merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tanaman.
Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya gagal. Dalam berbudidaya cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan, karena selain tidak bisa memberikan kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon secara fisik dan fisiologis.
Cara terkini untuk membuahkan buah di luar musim yang terukur dan paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemica (kimia pertanian), berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat rase pertumbuhan vegetatif dengan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul rase generatif – bunga dan buah.
Bahan aktif ZPT yang dapat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian di luar musim diantaranya adalah kimia pertanian (NAA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersebut bisa dibeli di taka pertanian/toko kimia, Hortimart AgroCenter Bawen-Semarang dan Trubus-Ungaran. IndoBel hasil ekstraksi bahan-bahan hayati dan organik bermutu tinggi yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Produk Indobel bisa didapat melalui sistem Penjualan Berjenjang (Multi Level Marketing), tidak dijual melalui toko-toko.
Cara kerja dari ZPT kimia pertanian
Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm/dibaca petunjuk pemakaian pada label kemasan, dengan cara disemprotkan pada pangkal/cabang batang yang telah diperiksa akan kemunculan bunga dan ke seluruh bagian bawah daun terutama tepat pada stomata daun. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari (jam 06.00 – 10.00).
Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per miligramnya yang sangat mahal. Tergolong dalam bahan laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan kimia. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek batang, memperpanjang titik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol. Cultar. Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan. batang dan dahan getas daun mengeriting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.
Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan di luar musim dengan memastikan kondisi tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.
Penyerbukan
Tidak semua bunga bisa menjadi buah karena bunga durian mekar pada sore sampai malam hari sehingga tidak banyak serangga penyerbuk. Selain itu juga tidak semua bunga durian muncul secara bersamaan. padahal penyerbukan berhasil jika serbuk sari dan kepala putik harus matang secara bersamaan. Oleh karena itu perlu dilakukan penyerbukan buatan. Caranya sapukan kuas halus pada bunga mekar pada malam hari. Untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas. sebaiknya dalam. satu areal penanaman tidak hanya satu jenis varietas tertentu. tetapi dicampur dengan varietas yang lain.
Penjarangan buah
Penyeleksian buah perlu dilakukan bila buahnya terlalu lebat atau terkena hama penyakit, dilakukan setelah musim gugur bunga. berdiameter 5 cm. Pelihara buah yang bentuknya. baik dan bebas dari hama dan penyakit serta menyisakan 1-2 buah. jarak ideal buah satu dengan yang lain sekitar 30 cm. Catat setiap kegiatan penjarangan buah pada kartu kendali. Untuk mencegah kerontokan buah setelah buah berumur 10 hari sejak terbentuk. lebih bagus jika diberikan pupuk makro NPK (0.5-1 kg/pohon) ditambah POWER NUTRION (I botol untuk 30-50 pohon).
Penyiangan
Bersihkan tanaman dari tanaman/rumput lain yang mengganggu dengan cara mencabut atau memotong serta mencangkul (diameter I m dari pohon durian). Pada musim kemarau biarkan gulma tumbuh di luar kanopi untuk mengurangi penguapan air. Catat dalam kartu kendali semua kegiatan penyiangan.
Pengairan
Penyiraman dapat dilakukan pada sore hari agar tidak terjadi penguapan. Penyiraman secara semi manual dilakukan dengan menggunakan pipa lateral/selang plastic yang dapat dipindahkan. Air dialirkan melalui parit-parit di setiap sisi pada alur tanaman sesuai dengan kebutuhan. Pada waktu berbunga dan berbuah, penyiraman harus ditangani lebih intensif misalnya 1-2 kali sehari karena pada masa ini jumlah air yang dibutuhkan 100-300 liter per pohon dan dalam perawatan biasa dilakukan 2-3 kali seminggu dan jangan sampai air menggenang pada lahan kebun. Setelah panen, pohon perlu banyak air untuk memulihkan diri dari keadaan stress ke keadaan normal. Pelaksanaan segera diikuti dengan pemupukan. Catat setiap kegiatan penyiraman pada kartu kendali.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Pengendalian hama/penyakit dan gulma dilakukan secara berkala dengan cara: mengamati OPT seminggu sekali, mengidentifikasi gejala serangan, jenis OPT dan musuh alaminya. Tentukan ambang batas pengendalian dengan cara membuat ambang batas yang masih ditolerir. Tetapkan alternatif pengendalian untuk hama dan penyakit dengan tara hayati/biologis, perbaikan tekhik budidaya, membuang bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya dan membuat perangkap untuk hama lalat buah. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir. Bila melewati ambang batas ekonomi, maka pestisida dapat digunakan secara berkala. Penggunakan Bio pestisida atau pestisida sebaiknya terdaftar dan diizinkan, sesuai dengan Daftar Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan tahun 2003. Catat kegiatan pengendalian hama penyakit pada kartu kendali.
Hama dan Penyakit yang menyerang pada tanaman durian :
Lalat buah (dacus dorsalis)
Gejala buah menjadi busuk berulat dan akhirnya rontok. lalat betina yang ujung
perutnya runcing mirip lebah. Menaruh telur dengan cara menyuntikkan ke
bagian dalam buah, telur menetas menjadi ulat dan menyantap daging buah.
Pengendalian cara kultur teknis yaitu sanitasi lingkungan yaitu pengumpulan
buah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di pohon. Kemudian
dimusnahkan. Pengendalian dengan tanaman perangkap yaitu menanam
selasih di sekeliling kebun.
Bisa juga dilakukan dengan pengasapan tidak sampai terbakar ke seluruh
bagian tanaman. Pengendalian mekanik: Menggunakan perangkap atraktan
(metil eugenol. protein hidrolisa. atau selasih) dalam alat perangkap yang
terbuat dari botol bekas air minum yang diberi lubang untuk masuknya lalat
buah. Gunakan saja METILAT PLUS dari PT. Nasa akan membantu selesaikan problem lalat buah
Ulat penggerek batang (Xyleutes leucantus don Zeuzera caffiae)
Gejala ; Serangan ditandai dengan menumpuknya kotoran dibawah batang
(keluar air dan kotoran berwarna merah) tanaman yang terserang akan layu
dan mati. Pengendalian dengan cara mekanis/ kultur teknis yaitu dengan
memotong 5 cm bagian lubang gerek batang tanaman yang terserang
kemudian dimusnahkan, bisa juga dilakukan dengan memasukkan kawat ke
dalam lubang dengan harapan ulat terkena dan mati. Pengendalian dengan
cara kimiawi dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
Tamaron 0,3 % dan Diazinon 0,5 % yang disemprotkan sesuai dosis. Dan
banyak lagi hama pada tanaman durian yang perlu diwaspadai.
Penyakit tanaman durian
Penyakit Busuk Akar (Pythium vxans.)
Gejala; Bercak nekrotik pada akar lateral. dimulai dari ujung akar, tanaman
akan layu dan mati. Jika dibelah, pada bagian korteks akan tampak warna
coklat dan pada bagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan
bercak coklat. Pengendalian Tanaman yang terserang dimusnahkan dan
dibakar.
Penyakit Jamur Upas (pink disease)
Gejala munculnya cairan kuning pada bagian batang terserang dan diselimuti
dengan benang-benang jamur berwarna mengkilat berbentuk seperti laba-laba
sehingga menyebabkan kematian pada batang. Pengendalian; Potong bagian
terserang, kurangi kelembaban.
PANEN
125 – 135 hari setelah bunga mekar. jenis chanee sekitar 110 – 116 hari setelah
bunga mekar. Buah durian mengalami tingkat kematangan sempurna 4 bulan
setelah bunga mekar. Waktu petik berdasar tanda-tanda fisik, misal ujung duri
coklat tua, garis-garis di antara duri lebih jelas, tangkai buah lunak dan mudah
dibengkokkan, ruas-ruas tangkai buah membesar, baunya harum, terdengar
bunyi ksar dan bergema jika buah dipukul. Panen dilakukan dengan cara
memetik atau memotong tangkai buah sejauh mungkin di atas buku-buku di
pohon dengan pisau. Usahakan buah durian tidak sampai terjatuh karena akan
mengurangi kualitas buah. Buah dipetik ketika tingkat kematangannya sekitar
80-85%.
Ditulis oleh :Dalmadi
BBP2TP, Badan Litbang Pertanian
Sinar Tani
Kamis, 19 Februari 2015
BUDIDAYA JAHE DENGAN
Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia Pasifik,tanaman jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan sefamili dengan tanaman kunyit, kencur, temu lawak, dan lengkuas. Apalagi dengan penggunaan Pupuk Organik Nasa dari awal olah tanah sampai panen jahe. Pupuk Organik Nasa juga telah terbukti sama petani jahe bahwa mampu membantu dalam penggemburan tanah. Saat ini jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor dengan harga dan permintaan yang cukup tinggi.
Jenis-jenis Tanaman Jahe
Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya, jahe terbagi menjadi 3 varietas, yaitu:
1.Jahe merah
(Zingiber officinale var. rubrum).
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil, dengan diameter 42 s/d 43 mm, tinggi 52 s/d 104 mm, dan panjang 123 s/d 126 mm.
Sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri 2,58 s/d 3,9%, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
2.Jahe putih/kuning besar
(Zingiber officinale var. officinarum) atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Rimpangnya lebih besar dan gemuk dengan diameter 48 s/d 85 mm, tinggi 62 s/d 113 mm, dan panjang 158 s/d 327 mm.
Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya.
Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Minyak astiri di dalam rimpang 0,82 – 2,8%.
3.Jahe putih/kuning kecil
(Zingiber officinale var. amarum) atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
Ruasnya kecil, diameter 32,7 s/d 40 mm, tinggi 63,8 s/d 111 mm, panjang 61 s/d 317 mm, agak rata sampai agak sedikit menggembung.
Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah (1,50 s/d 3,5 %), sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi.
Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
Syarat Tumbuh Tanaman Jahe
Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun.
Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari dengan intensitas cahaya matahari 70 – 100% atau agak ternaungi sampai terbuka.
Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl.
Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 – 900 m dpl.
Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus.
Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.
Pada lahan dengan kemiringan > 3% dianjurkan untuk dilakukan pembuatan teras, teras bangku sangat dianjurkan bila kemiringan lereng cukup curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya pencucian lahan yang mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, dan benih jahe hanyut terbawa arus.
Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.
Budidaya Tanaman Jahe
A. Pembibitan
Persyaratan Bibit Jahe
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit.
Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).
Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Teknik Penyemaian Bibit Jahe
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam.
Bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan bedengan atau dengan.
Adapun teknik penyemaian sbb :
1.Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan.
Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu.
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut : pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
2.Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha).
Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm.
Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.
Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas.
Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
B. Pengolahan Tanah
Pembukaan Lahan
Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk.
Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
Pembentukan Bedengan
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap.
Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Tanah yang memiliki derajat keasaman < 4 (paling asam) dibutuhkan dolomit minimal sebanyak 10 ton/ha. Sedangkan tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5.5 ton/ha; serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0.8 ton/ha.
C. Penanaman Jahe
Pada bedengan dibuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 5 – 7 cm. Bibit jahe ditanam pada lubang-lubang tersebut dengan tunas menghadap ke atas, jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40 cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
D. Pemeliharaan Tanaman
1.Penyiangan gulma
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut rimpangnya mulai besar.
2.Penyulaman
Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.
3. Pembumbunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah.
Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
4.Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan.
Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu (Ralstonia solanacearum).
Penggunaan Produk Nasa yang berupa Natural Glio + pupuk kandang yang mana telah terbukti mampu mengurahi serangan hama layu pada tanaman jahe.
Hama yang cukup signifikan adalah lalat rimpang Mimergralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans (Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak daun yang disebabkanoleh cendawan (Phyllosticta sp.).
Serangan penyakit ini apabila terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman sakit, inspeksi secara rutin.
Serangan hama dapat di tekan dengan olah tanah yang baik yaitu dengan penggunaan pupuk makro + mikro yang berimbang. Dengan pemakaian pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
Serta Penggunaan pestisida organik nasa yang berupa pestona, Natural Glio,BVR dll,yang telah terbukti bagi npara petani jahe mampu menekan angka serangan hama pada tanaman jahe mereka.
5.Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan).
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik nasa yang berupa Poc Nasa + super Nasa + Hormonik dengan di campurkan 5o% pupuk kimia yang biasa petani pakai.
E. Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Pemanenan jahe dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
MENANAM CABAI DALAM POT/POLYBAG
Cabai rawit atau cabai kathur adalah anggota buah genus Capsicum. Selain di Indonesia, cabe rawit juga tumbuh sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Cabai dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi, maupun di dataran rendah. Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering dan di temukan pada daerah ketinggian 0,5 – 1. 250 m dpl.
Tanaman cabai rawit mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga banyak petani mengembangkan budidaya cabai rawit. Tidak hanya petani saja yang bisa mengembangkan budidaya cabai karena tanaman cabai dapat ditanam di halaman rumah dengan pot/polybag. Cara menanam cabe rawit di polybag cukup mudah dilakukan. Pada umumnya menanam cabai bisa dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut.
Berikut beberapa langkah cara menanam cabai rawit dalam polybag:
Pemilihan benih.
Dalam memilih benih pastikan benih memiliki kualitas yang bagus.
Penyemaian benih. Sebelum ditanam dalam polybag, cabai sebaiknya disemaikan terlebih dahulu. Tempat persemaian cabai rawit bisa berupa polybag ukuran kecil (8×9 cm), daun pisang, baki (tray) persemaian, atau petakan tanah.
Menyiapkan lokasi penanaman.
Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam, terdiri dari tanah gembur atau top soil, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan volume sama banyak yang diaduk sampai tercampur rata, kemudian masukan ke pot/polybag yang memiliki diameter minimal 30 cm.
Penanaman benih cabai.
Buat lubang di tengah media, kira-kira lebih besar sedikit dari ukuran media bibit.
Buka plastik bibit dengan cara dorong dari bawah dan jari menggenggam bagian atas. hati-hati jangan sampai
Masukan bibit ke lubang yang telah dibuat.
Tutup media bibit dengan media bekas pembuatan lubang, lalu ratakan.
Siram media tanam dengan air biasa secara merata.
Merawat
Pemupukan, semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan pertumbuhan buah.
Penyiraman, tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.
Hama dan penyakit tanaman cabai rawit, penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan apabila tanaman cabai terlihat terserang hama atau sakit.
Memanen setelah 2 bulan ditanam. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih ada garis hijaunya.
Untuk menunjang budidaya cabe rawit dalam polybag, Anda bisa menggunakan produk pupuk organik NASA dari PT. Natural Nusantara, seperti POC Nasa, Hormonik, Supernasa dan Power Nutrition. Untuk pengendali hama tanaman cabai rawit, NASA juga menyediakan beberapa jenis produk pestisida alami. Untuk pengendalian hama jamur fusarium penyebab layu, Anda bisa gunakan GLIO. Untuk pengendalian hama kutu-kutuan, Anda juga bisa menggunakan Pestona, BVR atau Pentana.
Penggunakan produk NASA terbukti efektif membantu meningkatkan produktivitas hasil panen tanaman cabai rawit. Anda bisa mencobanya. Silahkan order dengan menghubungi nomer telepon di bawah ini. Atau Anda juga bisa langsung berkunjung ke alamat berikut untuk mendapatkan produknya secara langsung.
BUDIDAYA OYONG NASA
Gambas atau oyong atau emes (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditi sayuran minor. Penanamannya biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas dipanen buahnya ketika masih muda dan diolah sebagai sayur. Gambas atau oyong atau emesmasih sekerabat dengan belustru (Luffa aegyptica).
Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, berasal dari India, namun telah beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimakan dari tanaman ini adalah buah muda, kegunaan lainnya antara lain serat bunga karangnya (bagian dalam buah tua) digunakan untuk sabut, daunnya digunakan untuk lalab atau dapat juga digunakan untuk obat bagi penderita demam.
Syarat Tumbuh
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat ditanam di sawah atau di tegalan. Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18-24°C, dan kelembaban 50-60%.
Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5-6,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning (PMK).
Varietas
Varietas yang dianjurkan adalah San-C, Ping-Ann, Miriam, san-C No. 2 (asal Known You Seed, Taiwan), dan Samson. Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 5-10 kg.
Pembuatan Benih
Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukan dengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai (di dataran tinggi) ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan hingga kadar air 8%. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisi desikan berupa arang atau abu sekam.
Persemaian
Oyong diperbanyak dengan biji. Benih oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benih terbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantung plastik hitam yang berdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/kantung. Media yang digunakan untuk persemaian berupa media pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapangan pada umur 15-21 hari atau setelah berdaun 3-5 helai.
Pengolahan Tanah
Sistem lubang tanam
Tanah dicangkul sampai gembur. Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk kandang 1-2 kg/lubang tanam.
Sistem bedengan
Tanah dicangkul hingga gembur, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi ±30 cm, dan jarak antar bedengan ± 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 200 x 60 cm atau 200 x 100 cm kemudian masukkan pupuk kandang 1-2 kg/lubang tanam.
Sistem guludan
Tanah dicangkul sampai gembur, buat guludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan dengan jarak antar guludan ± 140 cm, kemudian masukkan pupuk organik SUPERNASA /lubang tanam.
Penanaman dan pemupukan
Benih ditanam secara langsung atau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji oyong sebanyak 2-3 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm.
Selama satu musim tanam, dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg per hektar. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masing–masing seperlima takaran dari total dosis yang dianjurkan.
Semprot dengan Poc Nasa dan Hormonik, serta kocor dengan power nutrisi
Pemasangan rambatan atau para–para dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Para–para bisa berbentuk huruf A, setengah lengkung, lengkungan atau persegi panjang.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman oyong yang biasa dilakukan adalah pemangkasan daun, apabila daun terlalu rimbun, penyiraman dan penyiangan.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.
Panen dan Pascapanen
Pemanenan oyong dapat dilakukan berulang-ulang. Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40-70 hari setelah tanam. Ciri-ciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah dan 8-12 ton per hektar.
Buah oyong mudah rusak sehingga pengemasan yang baik sangat diperlukan untuk memperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh. Pada suhu 12-160C, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA TIMUN NASA
1. Pembibitan
a. Siapkan Natural GLIO dan campurkan dengan pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu.
b. Siapkan tanah halus dan pukan dapat diganti SUPERNASA / POC NASA yang telah dicampur Natural GLIO (tanah : pukan = 7:3) dan masukkan polybag.
c. Rendam benih dalam larutan POC NASA dan air hangat (2cc/l) selama 30 menit.
d. Peram selama 12 jam. Setiap benih yang berkecambah dipindahkan ke polibag sedalam 0,5-1 cm.
e. Polybag dinaungi plastik bening dan bibit disiram dua kali sehari.
f. Semprotkan POC NASA (2cc/l air) pada 7 hss.
g. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai, bibit dipindahkan ke kebun.
2. Pengolahan Media Tanam
a. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
b. Berikan kalsit/dolomit (pH tanah <6 : 1-2 ton/ha)
c. Tanah dibajak/dicangkul 30-35cm sambil membalikkan tanah dan biarkan 2 minggu.
d. Olah kembali tanah sambil membuat bedengan lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
e. Tambahkan pupuk kandang 20-30 ton/ha atau 0,5 kg pupuk kandang ke setiap lubang tanam 40 x 40 x 40 cm.
f. Berikan pupuk NPK 100 kg/ha (1/3 dari dosis keseluruhan).
g. Siramkan POP SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol/1000 m² dengan cara :
setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan POP SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
h. Pasang mulsa. Dan 1 minggu kemudian buat lubang tanam.
i. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dengan pukan pada setiap lubang tanam (1 kemasan + 25-50 kg pukan matang untuk 1000 m2).
3. Pemeliharaan Tanaman
– Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
– Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
– Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
– Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.
4.Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatif. Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus.
Untuk pnggunaan HORMONIK + POC NASA
Alternatif 1: 8 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 3 – 4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki
Alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 – 8 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik per tangki
5. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
2. Penyakit
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 – 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
BUDIDAYA TERONG
Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani. PT. Natural Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.
B. SYARAT TUMBUH
Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
Suhu udara 22 – 30o C
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
Sinar matahari harus cukup
Cocok ditanam musim kemarau
C. PEMBIBITAN
Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
Siram persemaian pagi dan sore hari
Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
D. PENGOLAHAN LAHAN
Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun.
Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur.
Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan.
Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam
Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :
Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan.
Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam.
Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam.
Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari.
Biarkan selama seminggu sebelum tanam.
Buat lubang tanam dengan jarak 60×70 cm / 70×70 cm.
"pupuk-organik-padat-supernasa-alami-natural-nusantara-distributor-nasa-order-pembelian-poc-nasa-hormonik-pestona-granule-greenstar"E. PENANAMAN
Waktu tanam yang baik musim kering
Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
F. PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor
G. PENYULAMAN
Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit.
Penyulaman maksimal umur 15 hari.
I. PEMASANGAN AJIR (TURUS)
Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran.
Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
Tancapkan secara individu dekat batang.
Ikat batang atau cabang terong pada turus.
J. PENYIANGAN
Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
L. PEMUPUKAN
Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang..
Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekaliM. PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
N. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1. Hama
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali
2. Penyakit
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki.
O. PEMANENAN
Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.
Rabu, 18 Februari 2015
BUDIDAYA TOMAT
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.
A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>
- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm
4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki
C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat
D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsums
TEKNOLOGI PERTANIAN VERTIKULTURE NASA
Salah satu teknologi yang memungkinkan vertikultur mampu mensubsidi minimal untuk kebutuhan pangan keluarga adalah teknologi organik NASA yang penggunaannya sangat sederhana dan telah terbukti mampu meningkatkan produktifitas banyak tanaman budidaya, baik tanaman hias, semusim, maupun perkebunan. Dengan komposisi campuran media tanah : pupuk (bahan organik): pasir yaitu 2 : 1 : 1 dan pemupukan dasar SUPERNASA 1 sendok makan per 5-10 liter air untuk dikocorkan secukupnya di media setelah tanam dan rutin setiap 1 minggu sekali, ditambah penyemprotan POC NASA 2 tutup dan HORMONIK 0,5 tutup per tangki disemprotkan 1-2 hari sekali dan dikocorkan 3 hari sekali. Kebutuhan air untuk vertikultur relatif cukup besar karena sifat gravitasi air sehingga mudah turun ke bawah sehingga media menjadi kering. Untuk itu perlu dilakukan penyiraman terus menerus dengan drip atau dipantau beberapa jam sekali untuk diairi agar tanaman tidak kekurangan air/ dehidrasi.
Pengendalian hama lalat buah menggunakan perangkap Metilat lem, sedangkan untuk mencegah dan menanggulangi serangan kutu-kutuan ataupun ulat daun bisa kita gunakan Pestona, Pentana atau kombinasi keduanya 2 hari sekali, yang diselingi sesekali BVR . Dengan aplikasi dosis yang tepat, waktu dan jenis (termasuk pupuk NPK) jika dibutuhkan niscaya kita akan mampu mencukupi kebutuhan sayuran keluarga untuk sehari -hari yang terjamin sehat dan ramah lingkungan, minimal mampu mengurangi budget belanja harian. Dan jika itu terjadi insyaallah kita akan tersadar bahwa benar Tuhan Maha Kaya dan menyayangi bangsa Indonesia….hanya saja muncul pertanyaan lain kapan kesadaran itu datang sehingga kita bersyukur dan memanfaatkan segala pemberian Nya…
Minggu, 18 Januari 2015
MENANAM PADI HITAM DALAM POLYBAG
National Meeting of the American Chemical Society (ACS), para ilmu melaporkan bahwa beras hitam (black rice/forbidden rice) merupakan sumber makanan yang mempunyai kandungan antioksidan tinggi, Black or “forbidden” rice.Menurut sejarah, orang Cina kuno telah mengenal beras hitam ribuan tahun yang lalu sebagai beras terlarang (forbidden rice), tak boleh sembarang orang dapat memakannya, hanya kalangan istana (kaisar) dan orang tertentu saja yang boleh memakannya karena kaya nutrisi,sama di Indonesia beras hitam juga telah dikenal selama ribuan tahun yang lalu dan hanya kalangan-kalangan istana saja yang boleh mengkonsumsinya.
Nah sekarang apa salah nya kita ikut menjaga Plasma Nuftah dengan menam Padi hitam di media POT/POLYBAG
A. Bahan yang dibutuhkan:
- Polybag/ember plastik dengan diameter 30-40 cm
- Benih padi
- Tanah/Tanah sawah/
- Pupuk organik/kompos
B.Penyemaian Benih
1. Masukkan benih dalam air,campurkan HORMONIK 1/4 ttup ( untuk kebutuhan tanam pot ) benih yang mengapung dibuang dan yang tenggelam biarkan rendam selama 24 jam.Setelah itu tiriskan/angin anginkan.
2. Benih diperam/bungkus daun/kain/kertas koran selama 24 jam.
3. Buatlah persemaian: 1 bagian tanah kering subur halus : 1 bagian Pupuk Organik Padat atau SUPERNASA, aduk merata, diayak. Wadah persemaian dilapisi plastik. Tinggi lahan semai 5-7cm. Semaikan benih. Tutup benih dengan media semai tadi, tipis saja sekira 1-2mm.
4. Pertahankan kelembaban benih dengan cara menyemprotnya dengan air biasa, tiap 4-6 jam. Simpan di tempat yang tidak terkena matahari langsung/teduh.
C. Pmenyiapkan Media Tanam
Buatlah media tanam: 60% tanah : 40% Pupuk Organik/kompos.Atau tanah sawah yang di campur SUPERNASA. Aduk rata. Masukkan ke dalam ember atau polybag tidak berlubang minimal 20ltr, volume 30ltr lebih baik.
D. Penanaman
1. Tanamkan benih pada usia 5-7 hari.
2. Tarik pangkal benih menggunakan tangan kanan membentuk huruf L di bagian batang akar.jaga agar butir padi (gabah) yang masih menempel tidak rusak.
3. Dorong pangkal benih secara horizontal dari pinggir hingga pangkal benih terbenam 1cm dengan butir padi menancap ke dalam tanah secara horizontal (pinggir), biarkan akar tergerai di permukaan tanah (jangan ditekan).
4. Hanya 1 batang benih, daun tidak dipotong.
5. Simpan di tempat terbuka-matahari penuh.
E. Pengairan/Penyiraman Sehari-hari
AWASI media tanam.bila kering sgera di siram
F. Panen
1. Lakukan panen seperti pada umumnya.
PEMUPUKAN AN ORGANIK DAN ORGANIK
AN ORGANIK
Takaran pupuk an organic adalah sebagai berikut :
Pemupukan I pada umur 5 HST dengan dosis UREA ½ sendok teh/pot dan Ponska dengan dosis ¼ sendok teh/pot.
Pemupukan II pada umur 25 HST dengan dosis UREA ½ sendok teh/pot dan Ponska dengan dosis ¼ sendok teh/pot.
Pemupukan III pada umur 40 HST dengan dosis Ponska ½ sendok teh/pot dan ZA dengan dosis ½ sendok teh/pot.
ORGANIK
semprot di saat usia tanam 15 hari -30 hari dan 45 hari setelah tanam..dengan HORMONIK dan POC NASA dengan komposisi takatan 1/4 ttp btol Hormonik + 1/2 ttp POCNASA ( untuk kebutuhan Padi dalam Pot/Polybag )..masukan kedalam spryer yang biasa di pakai mandikan burung dengan tambahan air bukan air kran PDAM..
SELAMAT MENCOBA..
SUMBER..dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi
Selasa, 23 Desember 2014
MENANAM PAPRIKA DALAM POT
Anda suka dengan paprika? Sayuran berbentuk bulat, warna hijau, merah dan kuning cerah ini bisa ditanam di dalam pot. Ketika berbuah, terlihat cantik pas untuk dijadikan sebagai tanaman hias.
Paprika masih merupakan satu famili dengan cabe besar, hanya berbeda varietas. Nama ilmiahnya tidak berbeda dengan nama ilmiah cabe besar, Capsicum annum. Karena bentuknya yang indah dan menarik inilah paprika bisa dijadikan tanaman hias dalam pot.
Pada dasarnya semua tanaman sayuran dapat ditanam di dalam pot, tidak terkecuali tanaman paprika. Meskipun kebanyakan pengusaha pertanian bertanam paprika memilih dataran tinggi untuk kebun produksinya karena hawanya yang sejuk membuat hasil dan produksinya maksimal. Tetapi bagi hobiis, bisa saja menanam beberapa pot paprika di dataran rendah.
Penanaman
Sebelum mananam paprika, pilihlah benih yang bermutu dan masa benih belum kadaluarsa, benih memiliki vigor (daya kecambah tinggi).
Kecambahkan benih dalam media tanah yang lembut. Bisa juga menggunakan cocopeat (serbuk sabut kelapa).
Cara menanam benih paprika dengan mencampurkan benih dengan tanah lembut atau pasir. Taburkan campuran benih dan tanah/pasir tersebut diatas tanah gembur dan subur dengan membuat alur dan tutuplah kembali dengan pasir atau tanah halus diatasnya. Letakkan di tempat yang teduh dan jaga agar kondisi selalu lembab. Siram menggunakan sprayer. 4 sampai 6 hari benih sudah berkecambah menjadi bibit.
Sementara menunggu bibit tumbuh besar, siapkan media tanam. Media berupa campuran pupuk kandang, kompos/bokashi dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang berasal dari kotoran kambing atau bisa juga menggunakan kotoran ayam yang ditambah sekam padi agar lebih porus. Bisa juga menggunakan pupuk bokashi yang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 3 : 1. Media dicampur rata kemudian dimasukkan ke dalam polybag.
Untuk transplanting atau pemindahan bibit ke dalam media tanam harus menunggu bibit berumur 30 hari . Tujuannya agar bibit kuat dan kemungkinan bibit tumbuhnya lebih besar. Transplanting lebih baik dilakukan pada sore hari karena suhu rendah atau tidak terlau panas sehingga bibit tidak layu karena respirasi yang tinggi.
Setelah ditanam, siram dan letakkan bibit di tempat yag teduh. Jika tanaman sudah segar, dapat dipindah di tempat terbuka.
Pemeliharaan
Perawatan dan pemeliharaan tanaman paprika dalam pot ternyata lebih efisien dan mudah. Di dalam pot, lingkungan mikro yaitu lingkungan disekitar tanaman lebih mudah dikendalikan. Misalkan jika tanaman kering, tinggal disiram. Tanaman tidak membutuhkan banyak air seperti jika menanam sayuran di lahan.
Penyiraman dilakukan rutin pada pagi dan sore hari. Tergantung keadaan cuaca. Jika keadaan cuaca mendung dan hujan, cukup sehari satu kali.
Dalam pemupukan, lebih mudah mengontrolnya. Pemupukan dapat dilakukan 20 hari setelah transplanting dan 20 hari sekali dilakukan pemupukan hingga tanaman siap panen. Pemupukan dapat menggunakan pupuk organik, misalnya pupuk kompos, pupuk bokashi, pupuk kandang dll. Bisa juga menggunakan pupuk kimia N-P-K. Untuk pot dengan diameter 15 cm bisa ditaburkan 10 butir. Pemupukan dilakukan setelah tanaman umur satu bulan. Selanjutnya rutin satu bulan sekali hingga tanaman berbuah.
Pemanenan
Bunga muncul setelah tanaman berusia 2,5 hingga 3 bulan. Bunganya kecil-kecil berwarna putih. Umur satu hari, bunga akan layu dan muncul bakal buah. Buah Paprika siap dipanen dan dipetik setelah 2 minggu dari bakal buah muncul. Tandanya buah berwarna merah, kuning atau hijau terang tergantung varietas.
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit tanaman paprika sama dengan hama dan penyakit pada tanaman cabai. Antara lain, ulat pemakan daun dan buah, pengendaliannya cukup secara mekanis atau manual. Dapat juga dikendalikan dengan menggunakan pestisida buatan. Resep membuat insektisida buatan/herbal. Bahan, 3 siung bawang putih ditumbuk dan dicampur dengan 1 cangkir air tembakau. Cara penggunaan/ aplikasi, bahan yang sudah dicampur tadi ditambahkan dengan 15 liter air lalu disemprotkan pada daun atau buah yang ada ulatnya. Niscaya ulat akan kabur dan tidak akan mau makan tanaman paprika.
Trips pada tanaman paprika sangat sulit pengendaliannya. Ciri tanaman terserang trips, daun dan pucuk tanaman keriput karena cairan tanaman dihisap oleh hama ini. Jika tanaman sudah terserang tetapi belum parah, bagian yang terkena dipotong/dipetik dan dibuang jauh dari tanaman. Tetapi jika sudah parah, maka lebih baik tanaman yang terserang dibuang dan diganti dengan tanaman baru yang sehat dan media pun harus diganti.
Langganan:
Postingan (Atom)